Cara baru pemotongan hewan kurban Pekanbaru jadi tontonan warga

id Cara baru,idul adha, idul adha pekanbaru,cara baru pemotonagn sapi

Cara baru pemotongan hewan kurban Pekanbaru jadi tontonan warga

Cara baru proses penyembelihan sapi kurban lebih menekan stres pada hewan, Pekanbaru, Selasa (20/7/2021). ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah warga ramai menyaksikan pemandangan tak biasa saat proses penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha 1442 H, di Masjid Al Husna Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Selasa. Saat itu pertama kalinya dilakukan dengan menggunakan alat ala Rumah Potong Hewan (RPH).

Baik orang tua maupun anak-anak penasaran bagaimana cara alat dan tim bekerja saat menggulingkan dan mengikat sapi ke sebuah gerobak besi yang dirancang khusus untuk sandaran sapi sebelum disembelih.

"Kalau manual sering sapi lepas karena tali yang dipegang petugas putus dan sebagainya," kata Tetet seorang warga Masjid Al Husna di Pekanbaru.

Dia mengaku ingin melihat cara kerjanya alat tersebut, sekilas ribet, tetapi ternyata justru malah lebih mudah jika para petugasnya sudah tahu tahapan demi tahapan yang dilakukan.

"Lebih hewani, tidak membuat sapi tersiksa dan meronta," kata Tetet.

Sementara itu, Ketua Pengurus Masjid Al Husna Ahmad Taship membenarkan jamaah masjid baru tahun ini menggunakan alat tersebut untuk menyembelih kurban.

"Ini alat kami beli dan jadi aset masjid, petugasnya juga terlebih dahulu sudah menjalani training," katanya.

Ia mengaku dengan alat ini, proses penyembelihan sapi kurban lebih sesuai dengan syarat-syarat yang diatur agama Islam, lebih safety bagi petugas, kalau manual butuh orang dan tenaga yang lebih banyak, bahkan waktu.

"Yang terpenting keamanan sapi dari stres, biasanya kalau manual sapi harus dibalikkan dan terbanting karena ada perlawanan dari ternak, dari kondisi kesehatan sapi yang disembelih seperti itu menjadi stres kurang bagus untuk dikonsumsi," kata Ahmad.

Ia menjelaskan, awalnya sapi digiring masuk ke dalam gerobakbesi yang berukuran sekitar 1,5 meter kali 3 meter dan setinggi sapi, lalu secara bertahap badannya diikat dengan sabuk pengaman yang menyatu dengan besi, kemudian ke empat kakinya juga diikat. Sapi pun tidak terlalu merasa diperlakukan kasar sehingga tidak menimbulkan rontaan hebat, tanpa terasa sudah pas pada posisi nyaman terikat baru dimiringkan perlahan pakai katrol, dan saat posisi tertidur maka tinggal didorong seperti gerobak pakai roda ke lokasi untuk disembelih.

"Alat ini aman bagi para petugas penyembelihan dan masyarakat yang menyaksikan. Karena dengan alat tersebut sapi direbahkan dengan tenang tanpa meronta-ronta dan kedua kaki tidak dapat bergerak yang membahayakan bagi petugas," ungkap dia.



Alat ini juga dapat menghemat waktu mobilitas setelah dipotong, karena dilengkapi dengan roda sehingga mudah digunakan untuk memindahkan sapi ke lokasi yang diinginkan setelah disembelih tanpa kesulitan.

"Tahun ini Masjid Al Husna menyembelih lima ekor sapi dan tiga kambing," katanya.

Sementara Ketua RW 07 H Suparman mengakui bahwa proses pelaksanaan salat dan pemotongan hewan kurban di Masjid Al Husna sudah diterapkan sesuai prokes.

"Sesuai rapat kami sudah imbau semua yang datang salat hari ini harus menerapkan 5 M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencegah mobilitas interaksi, jadi kami juga di lapangan menerapkan dengan disiplin," kata H Suparman.

Ia juga menjamin bahwa warga di sekitar Masjid Al Husna sejauh ini tidak ada yang pendatang dan semua sehat tidak ada terjangkit COVID-19.

"Untuk pembagian sudah kami atur agak sore sesuai nomor kupon dari nomor terkecil hingga besar, tidak berkerumun dan datang bertahap serta ada jarak," tukasnya.

Baca juga: Khatib di Pekanbaru : Dengan pemotongan kurban, berakhir pula sifat kebinatangan manusia

Baca juga: Sejumlah masjid Pekanbaru laksanakan salat Idul Adha sesuai prokes