Jakarta (ANTARA) - Kepala negosiator perdagangan Taiwan John Deng pada Rabu (30/6) mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa ia berharap Taiwan dan AS dapat "secara bertahap" bergerak menuju perjanjian perdagangan bebas.
Perjanjian perdagangan bebas itu merupakan sebuah kesepakatan yang akan menjadi pertunjukan dukungan yang kuat dari Washington kepada Taiwan.
Baca juga: Presiden China Xi Jinping berjanji selesaikan 'penyatuan kembali' China dengan Taiwan
Kedua belah pihak secara virtual mengadakan pembicaraan yang telah lama tertunda tentang Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Taiwan-AS), atau TIFA.
Pembicaraan itu sempat terhenti setelah mantan Presiden AS Barack Obama meninggalkan jabatan pada 2016 dan perwakilan perdagangan penggantinya Robert Lighthizer, di bawah pimpinan Donald Trump, memusatkan perhatiannya pada China.
Dalam komentar pembukaan Deng, yang dilaporkan oleh Kabinet Taiwan, dia mengatakan TIFA dapat membuat ekonomi Taiwan dan AS lebih makmur dan menciptakan lebih banyak kesempatan kerja.
"Kami berharap melalui platform TIFA, kedua belah pihak dapat terus memperdalam hubungan mereka dan secara bertahap menuju kesepakatan perdagangan bebas," kata Deng.
Diplomat utama AS di Taiwan, Brent Christensen, mengatakan pada sesi pembukaan bahwa dimulainya kembali pembicaraan TIFA adalah "elemen penting dari keterlibatan kami (AS) yang direvitalisasi dalam perdagangan".
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah bergerak untuk menegaskan kembali komitmen kuat AS terhadap Taiwan dalam menghadapi tekanan dari Beijing yang mencoba untuk menegaskan kedaulatannya atas pulau itu.
Taiwan telah lama menginginkan kesepakatan perdagangan bebas dengan Amerika Serikat, meskipun perjanjian semacam itu dengan Taiwan kemungkinan akan mengganggu Beijing, yang mengatakan pulau itu adalah wilayah China dan tidak memiliki hak untuk hubungan antarnegara.
"Saya yakin bahwa pembicaraan hari ini akan membantu menempatkan hubungan ekonomi AS-Taiwan di jalur yang benar untuk lebih banyak kerja sama dan lebih banyak kemajuan di masa depan," ujar Christensen.
Pembicaraan virtual itu juga diikuti oleh Asisten Perwakilan Dagang AS Terry McCartin dan diplomat utama Taiwan di Washington, Hsiao Bi-Khim.
Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan bahwa selama pembicaraan para pejabat AS menekankan pentingnya hubungan perdagangan dan investasi AS-Taiwan dan "menyatakan keinginan untuk keterlibatan yang lebih kuat dan lebih konsisten ke depan".
Kedua belah pihak juga menyatakan dukungan untuk upaya bersama dalam meningkatkan keamanan dan ketahanan rantai pasokan yang penting, demikian disampaikan oleh Kantor Perwakilan Dagang AS.
Taiwan adalah produsen utama semikonduktor. Kekurangan suplai barang semikonduktor telah mengguncang rantai pasokan secara global dan secara khusus mempengaruhi perusahaan-perusahaan elektronik.
Walaupun Taiwan adalah anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), banyak negara yang waspada untuk menandatangani kesepakatan perdagangan dengan pemerintah pulau itu karena takut akan keberatan dari China.
Namun, Taiwan memang memiliki kesepakatan perdagangan bebas dengan Singapura dan Selandia Baru.
Baca juga: Taiwan laporkan kasus domestik pertama dari varian Delta COVID
Baca juga: Taiwan nyatakan sedang dalam pembicaraan untuk mendapat vaksin COVID-19 dari AS
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Menteri LH: Indonesia berkomitmen capai target iklim tidak tergantung bantuan
15 November 2024 12:09 WIB
Laga Grup C Indonesia lawan Jepang, Polda Metro kerahkan 2.500 personel
15 November 2024 11:53 WIB
Sejumlah lokasi di Marunda terdampak banjir rob
15 November 2024 11:45 WIB
Nicholas Saputra hingga Marsha Timothy siap bintangi film drama Tukar Takdir
15 November 2024 11:20 WIB
Indonesia kantongi pendanaan hijau Rp20,15 triliun untuk sektor kelistrikan
15 November 2024 11:05 WIB
Jorge Martin mengaku gugup jelang putaran final perebutan gelar juara dunia 2024
15 November 2024 10:56 WIB
Manfaat mengonsumsi daging nabati untuk kesehatan tubuh
15 November 2024 10:44 WIB
Komite Khusus PBB sebut tindakan Israel di Jalur Gaza adalah genosida
15 November 2024 10:39 WIB