Waspada, Zona merah COVID-19 di Riau terus bertambah

id covid riau,zona merah covid,gubernur riau

Waspada, Zona merah COVID-19 di Riau terus bertambah

Gubernur Riau Syamsuar (tengah) memberikan keterangan pers tentang perkembangan penanganan COVID-19 di Kota Pekanbaru, Sabtu (1/5/2021). (ANTARA/HO-Diskominfotik Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar menyatakan jumlah daerah zona merah di provinsi itu terus bertambah menjelang Idul Fitri 1442 Hijriah dengan jumlah kasus baru pada bulan April mencapai 9.000 kasus.

"Tidak ada lagi zona kuning, sebagian besar zona oranye mendekati merah. Zona merah di Kota Pekanbaru, Dumai, Bengkalis, dan Kota Siak, menyusul kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir, setiap hari meningkat," kata Syamsuar di Kota Pekanbaru, Sabtu.

Ia mengatakan pada bulan April ini Riau mengalami lonjakan kasus tertinggi sejak wabah terjadi pada awal 2020, karena pada bulan ini terdapat penambahan sekitar 9.000 pasien terkonfirmasi COVID-19. Sebelumnya, penambahan kasus tertinggi yang pernah dialami Riau adalah bulan Oktober 2020 yang mencapai 7.000 kasus.

Menurut dia, saat ini penambahan kasus baru dan peningkatan kasus kematian sangat tinggi. Berdasarkan data dinas kesehatan setempat, rata-rata kasus terkonfirmasi baru mencapai 300-400 dalam sehari. Angka kematian juga terus naik. "Hari ini kasus kematian 15 orang, termasuk yang tertinggi," katanya.

Kondisi tersebut ditandai dengan keterisian semua ruang isolasi rumah sakit yang menangani pasien COVID-19. Ia mengatakan tidak ada cara lain selain melakukan pengetatan terhadap aktivitas manusia, terutama di daerah zona merah COVID-19.

"Sekarang kita buat berbagai kebijakan sesuai instruksi Satgas COVID-19 Pusat. Kita harus melakukan pengetatan, pendirian posko-posko, patuhi protokol kesehatan. Kita perlu penguatan tempat isolasi mandiri untuk pasien tanpa gejala, dan penambahan ruang ICU dan ruang isolasi di rumah sakit," katanya.

Ia mengatakan pusat penyebaran COVID-19 paling besar di Riau adalah Kota Pekanbaru, yang selama dua pekan terakhir tren lonjakan kasus baru sangat tinggi dan tidak bisa ditangani. Ia berharap semua pihak bisa belajar dari kondisi tsunami pandemi COVID-19 di India agar tidak terjadi di Riau.

"Mari patuhi protokol kesehatan, belajar dari India karena (disana) ada ketidakpatuhan anjuran pemerintah, sehingga ada ledakan jumlah pasien," katanya.

Ia mengatakan pemerintah juga terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 di Riau, meski vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk menekan transmisi virus mematikan tersebut. Apalagi, upaya vaksinasi di bulan Ramadhan ternyata tidak berjalan mulus sesuai harapan.

"Usaha vaksin ini adalah bagian ikhtiar kita dan sebagian besar masyarakat belum bisa divaksin. Harapan kita di bulan Ramadhan vaksin berjalan, namun kenyataan di lapangan tidak bisa maksimal karena berbagai ha, tidak seperti yang dilakukan di hari biasa," katanya.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Riau, pada 1 Mei daerah itu mengalami penambahan 377 kasus baru. Secara kumulatif jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Riau mencapai 44.554 kasus, sudah sembuh sebanyak 38.651 orang, sedangkan kasus kematian ada 1.100 orang.