Turnamen Pacu Jalur Fantasi obati rindu saat pandemi

id pacu jalur kuansing,kepala dinas pariwisata riau,pariwisata riau

Turnamen Pacu Jalur Fantasi obati rindu saat pandemi

Pacu Jalur Fantasi yang digelar saat pandemi secara virtual agar tidak menimbulkan keramaian di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, pada awal Mei 2021. (ANTARA/HO-Dinas Pariwisata Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Komunitas Kuansing Bacarito menggelar lagi tradisi Pacu Jalur yang sempat dihentikan oleh Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) guna menghindari munculnya keramaian saat pandemi COVID-19.

"Melalui kegiatan ini masyarakat dapat mengobati kerinduan terhadap tradisi Pacu Jalur yang ditiadakan akibat pandemi COVID-19," kataKetua penyelenggara Kuansing Bacarito, Dzikri Maulana di Pekanbaru, Selasa.

Dzikri mengatakan Pacu Jalur yang digelar secara virtual ini bertajuk "Pacu Jalur Fantasi". Ide penyelenggaraan pertama kali digagas pada tahun 2020, dan mendapatkan respon positif dari masyarakat pecinta Jalur.

Komunitas Kuansing Bacarito adalah sebuah komunitas yang fokus terhadap pengembangan kebudayaan, tradisi, dan sejarah di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) melalui platform sosial media seperti Instagram, Facebook, YouTube, dan Spotify Podcast.

Ia menjelaskan Pacu Jalur Fantasi adalah sebuah turnamen tradisi Pacu Jalur yang menggunakan sistem voting dalam menentukan pemenang. Pertandingan dimulai dari 21 April hingga 2 Mei 2021. Peserta berjumlah 88 jalur, diikuti oleh 77 desa di Kuansing dan inhuberjumlah 11 peserta. Acara itu memperebutkan piala bergilir Dinas Pariwisata Riau, piala tetap, piagam, miniatur tonggol/bendera, uang tunai dan seragam.

Lebih lanjut Dzikri menjelaskan, acara Pacu Jalur Fantasi diselenggarakan secara daring melalui media sosial Instagram Kuansing Bacarito melalui sistem voting dalam menentukan pemenangnya. Untuk setiap pertandingan, diikuti sebanyak 8.000 pemilih (voters). Menurut dia, pada saat partai final ada 10.000 akun warganet yang menonton.

"Seluruh masyarakat dapat berpartisipasi memenangkan jalur atau perahu favoritnya dengan syarat memiliki akun media sosial instagram. Foto Jalur dari peserta diunggah di instastory instagram Kuansing Bacarito secara live. Jalur yang mendapatkan vote tertinggi akan melaju ke babak selanjutnya hingga ke babak final," katanya.

Pada Pacu Jalur Fantasi 2021, juara 1 diraih oleh Jalur Kahulu Jantan Danau Kompe, dari Desa Benai Kecil, Kecamatan Benai, juara kedua Jalur Ngiang Kuantan Cahayo Nagori, dari Desa Kampung Baru Kecamatan Gunung Toar. Kemudian juara ketiga Jalur Sang Ratu Helmina, dari Desa Koto Kombu Kecamatan Hulu kuantan, Kabupaten Kuansing.

Kepala Dispar Riau, Roni Rakhmat (kiri) memberikan piala bergilir Dispar Riau kepada pemenang Pacu Jalur Fantasi. (ANTARA/HO-Dinas Pariwisata Riau)


Dzikri menuturkan, kegiatan ini sukses digelar berkat adanya dukungan Dinas Pariwisata (Dispar) provinsi Riau. Antusias masyarakat mengikuti acara Pacu Jalur Fantasi lebih tinggi. Ia mewakili pihak penyelenggara mengucapkan terima kasih atas dukungan diberikan.

"Berkat dukungan dari Dispar Riau, antusias masyarakat menjadi lebih tinggi. Kami sebagai penyelenggara sangat berterima kasih banyak, karena dengan dukungan tersebut event ini menjadi lebih bergengsi dan kompetitif. Tentunya kami dari Kuansing Bacarito ingin adanya kolaborasi lanjutan bersama Dispar Provinsi Riau untuk event atau program kami yang berikutnya," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata provinsi Riau, Roni Rakhmat mengatakan, bahwa pihaknya sangat mendukung dan memberikan apresiasi yang tinggi atas event Pacu Jalur Fantasi. Menurutnya acara tersebut salah satu terobosan untuk menggairahkan kegiatan pariwisata di masa pandemi COVID-19. "Pacu Jalur Fantasi menjadi pemantik untuk menggairahkan dan mengobati rasa rindu bagi pecinta event Festival Pacu Jalur. Saya apresiasi kepada komunitas Kuansing Bacarito yang telah menggagas kegiatan ini," kata Roni Rakhmat.

Festival Pacu jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuansing. Tradisi ini pernah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2015 lalu, dan pernah juga meraih Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2017, kategori festival pariwisata terpopuler tingkat nasional.

Pembukaan kegiatan budaya Festival Pacu Jalur biasanya berlangsung cukup meriah. Ribuan masyarakat tumpah ruah memenuhi tribun dan tepian Narosa. Namun, sejak pandemi COVID-19 mewabah kegiatan ini telah ditiadakan untuk antisipasi mencegah penyebaran virus corona.