Pekanbaru, (antarariau) - Para pelaku pembunuh gajah di Riau harus ditangkap sehingga dapat diajukan ke meja hijau agar perbuatan tersebut tidak terulang dan hewan dilindungi itu tidak mengalami kepunahan.
"Ini harapan kami bahwa pelaku yang membunuh gajah harus ditangkap dan diseret ke meja hijau," kata Iman Sandia (31), warga Kelurahan Sago, Kecamatan Senapelan, ditemui di Pekanbaru, Kamis.
Dia mengatakan, bila petugas yang berwenang tidak melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kematian gajah maka akan berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup hewan dilindungi itu.
Pernyataan tersebut terkait organisasi penyelamat satwa World Wide Fund For Nature (WWF) yang mengatakan bahwa saat ini kondisi habitat gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) dalam kondisi kritis.
Manajer Program WWF Wilayah Riau Suhandri mengatakan dalam tiga bulan terakhir ini, telah terbunuhnya sebanyak 12 ekor gajah yang diketahui hanya belakangan sudah dalam kondisi membusuk.
Bahkan gading gajah itu sudah hilang ketika ditemui warga setempat, maka hal itu merupakan catatan terburuk sehingga pemerintah dianggap tidak mampu menanggani dengan baik.
Suhandri mengatakan, aparat penegak hukum diharapkan dapat menindak pelaku pembunuhan gajah tersebut termasuk bagi mereka yang memburu gading gajah untuk diperdagangkan atau koleksi.
Menurut dia, upaya yang dilakukan untuk mengusut kasus kematian gajah itu memang dianggap sulit tapi bila ada keinginan yang serius dari aparat tentu saja dilaksanakan.
Pendapat serupa juga diutarakan Syafrial (37) warga Kelurahan Jadirejo, Kecamatan Sukajadi dan Ismaun (40) warga pencinta satwa di Pekanbaru, ketika diminta komentarnya terkait kematian gajah di Riau.
Sebelumnya, selama Maret-Juni 2012 tercatat tujuh gajah mati di kawasan blok hutan Tesso Nilo, Riau.
Kasus kematian yang terakhir ditemukan di konsesi akasia perusahaan industri kehutanan pada 7 Juni 2012, Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan.
Bahkan seekor gajah jantan usia muda ditemukan mati oleh penduduk setempat dengan kondisi gading telah hilang.
Namun penyebab kematian belum diketahui pasti karena sebagian gajah mati tersebut ditemukan setelah menjadi kerangka dan dalam keadaan gading hilang.
Kematian dua dari tujuh gajah tersebut terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, bahkan dua ekor di antaranya berkelamin jantan.
Hanya satu di antaranya ditemukan masih dalam keadaan utuh bergading, yang kini diamankan oleh Balai Taman Nasional Tesso Nilo setelah dilakukan otopsi oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau.