Pekanbaru, 15/12 (ANTARA) - Polisi hingga kini belum bisa mengungkap pelaku pembunuh lima ekor gajah liar yang mati akibat diracun sianida di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
"Sampai sekarang masih dalam proses penyelidikan dan belum ada tersangka," kata Wakil Kepolisian Daerah Riau, Kombes Pol Gatot Subiaktoro, disela Lokakarya Pemberantasan Perburuan dan Perdagangan Satwa Liar, di Pekanbaru, Rabu.
Gatot mengatakan hal itu untuk menanggapi proses kasus pembantaian lima gajah Sumatera (Elephant maximus sumatranus) yang ditemukan mati oleh warga setempat pada 26 November lalu.
Ia mengatakan telah menginstruksikan kepada Kepolisian Resor Inhu untuk mengusut kasus itu hingga tuntas.
"Begitu kami mengetahui gajah mati akibat diracun, saya langsung menginstruksikan Kapolres Inhu untuk memeriksa tanaman disekitar bangkai gajah yang kemungkinan masih tertinggal racun," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua tim dokter dari WWF Drh.Wisnu Wardana menyatakan lima ekor gajah Sumatra yang ditemukan mati di dalam areal kerja perusahaan pemegang izin Hutan Tanaman Industri PT Citra Sumber Sejahtera di Desa Pauhranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau ternyata akibat diracun sianida.
Zat sianida ditemukan dalam isi lambung, hati, dan ginjal gajah. Menurut Wisnu, sianida adalah jenis racun yang mematikan dan biasa digunakan untuk membunuh hama seperti racun tikus dan babi.
"Sianida juga mudah dibeli di pasar," katanya.
Berdasarkan informasi dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, kuat dugaan gajah tersebut merupakan satu kelompok. Bangkai gajah ditemukan di dua titik yang masing-masing berjarak 600 meter
Lokasi pertama ditemukan satu ekor gajah betina yang diperkirakan berusia tiga tahun. Sedangkan, tempat kedua terdapat empat gajah, satu diantaranya berkelamin jantan, dengan perkiraan umur mereka rata-rata 2,5 tahun.
Kuat dugaan kematian satwa bongsor yang terancam punah itu dilatarbelakangi konflik dengan manusia. Sekitar tempat kejadian sebagian berupa belukar, dan sebagian adalah kebun karet dan sawit masyarakat.
Sebelumnya, empat gajah Sumatra juga ditemukan mati akibat racun di daerah Kecamatan Peranap pada tahun 2009. Satwa itu ditemukan mati di dalam satu perusahaan konsesi setempat dan hingga kini pelaku pembunuh juga belum jelas.