Pfizer mulai lakukan uji coba tahap awal obat oral COVID-19

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,corona

Pfizer mulai lakukan uji coba tahap awal obat oral COVID-19

Logo Pfizer terlihat di lokasi pemasok global di Havant, Britain, Senin (1/2/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Matthew Childs/WSJ/cfo.)

Jakarta (ANTARA) - Pfizer memulai uji coba tahap awal obat antivirus COVID-19 oral yang dapat diresepkan untuk pasien dengan gejala awal infeksi, menurut perusahaan pada Selasa (23/3).

Produsen tersebut, yang mengembangkan vaksin COVID-19 berlisensi pertama di Amerika Serikat bersama mitranya asal Jerman BioNTech, mengatakan kandidat antivirus menunjukkan potensi perlawanan terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dalam riset laboratorium.

Baca juga: Neosperience Italia telah kembangkan cara deteksi COVID-19 dari suara

Kandidat Pfizer, yang bernama PF-07321332, merupakan inhibitor protease yang mencegah virus melakukan replikasi di dalam sel.

Inhibitor protease efektif dalam mengobati patogen virus lainnya seperti HIV dan virus hepatitis C, baik secara mandiri maupun digabungkan dengan antivirus lainnya, kata perusahaan.

Pfizer meyakini bahwa kelas molekul ini dapat memberikan pengobatan yang dapat ditoleransi dengan baik melawan COVID-19, sebab pengobatan yang dipasarkan saat ini yang berfungsi pada jalur serupa belum melaporkan masalah keamanan.

Perusahaan itu juga sedang mengkaji kandidat antivirus yang diberikan secara intravena dalam uji coba tahap awal pasien COVID-19 rawat inap.

"Keduanya (kandidat antivirus oral dan intravena) memiliki potensi untuk membentuk paradigma pengobatan saling terkait yang menyempurnakan vaksinasi di mana kasus infeksi masih terjadi," kata Kepala Medis Pfizer Mikael Dolsten melalui pernyataan.

Kandidat Pfizer membuntuti dua kandidat obat antivirus oral lainnya, yang kini dalam uji coba tahap menengah yang dikembangkan oleh pesaing Merck & Co bersama Ridgeback Bio dan Roche Holding yang bermitra dengan Atea Pharmaceuticals.

Remdesivir produksi Gilead Sciences saat ini merupakan satu-satunya obat yang direstui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk pengobatan COVID-19.

FDA mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk pengobatan intravena buatan Eli Lilly - bamlanivimab saja dan yang dikombinasikan dengan etesevimab, dan pengobatan gabungan dari Regeneron.

Baca juga: 2.296 pasien COVID-19 masih jalani perawatan di RSDC Wisma Atlet

Baca juga: 22 warga binaan Rutan Palangka Raya diduga positif terpapar COVID-19


Sumber: Reuters

Penerjemah: Asri Mayang Sari