Jakarta (ANTARA) - Pemerintah berupaya untuk memulihkan pasokan daging sapi dan kerbau pada tahun 2021 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus berusaha menjaga kestabilan harga agar tidak naik terlalu tinggi.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Pujo Setio dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh Meat & Livestock Australia (MLA) dipantau di Jakarta, Senin, mengatakan pasokan daging sapi dan kerbau pada tahun ini akan lebih baik dibanding tahun 2020 meskipun masih terdapat berbagai tantangan.
Baca juga: Rekomendasi asupan daging untuk pasien penderita kanker prostat
"Kendala supply dan demand daging sapi tahun 2020 sangat terasa, kita coba pulihkan di tahun 2021. Yang jelas terjadi pelemahan pendapatan, pelemahan daya beli, dan sebagainya sehingga industri yang terkait dengan daging sapi seperti hotel dan katering, yang bergerak jasa makanan mengalami dampak," kata dia.
Pujo menyebut impor daging sapi dan kerbau pada tahun lalu tidak sepenuhnya berhasil karena banyak negara yang melakukan kebijakan karantina wilayah atau lockdown. Di samping itu, Australia sebagai negara utama pemasok daging sapi dan sapi hidup untuk Indonesia juga mengalami penurunan produksi sapi terendah sepanjang sejarah dikarenakan faktor perubahan iklim.
Australia mengalami kekeringan dan kemarau panjang selama dua tahun terakhir sehingga berdampak pada produksi daging sapi dan sapi bakalan yang rendah. "Harga daging sapi cukup tinggi di negara asalnya, di Indonesia juga terpengaruh," kata Pujo.
Pujo mengatakan pemerintah berupaya meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri dengan beberapa program seperti pengembangan usaha ternak terintegrasi, program 1000 desa sapi, program Sapi Kerbau Komoditas Andalan (Sikomandan), dan program bank pakan.
"Setidaknya tiga program ini kita push sehingga 2021 akan terlihat hasilnya," kata Pujo.
Tidak hanya melalui produksi dalam negeri, pemerintah juga semakin memudahkan keran impor untuk sapi hidup untuk digemukan di Indonesia atau biasa disebut sapi bakalan. Pujo menyebut importasi sapi bakalan ini lebih memiliki nilai tambah bagi peternak ketimbang hanya mengimpor daging sapi dan kerbau beku yang produknya langsung mengalir pada konsumen.
Pujo mengatakan saat ini pemerintah mengeluarkan kebijakan khusus untuk impor sapi bakalan melalui PP Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Dalam peraturan tersebut mengatur tentang bobot sapi bakalan yang boleh diimpor sehingga hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk menggemukan sapi tersebut.
"Yang sebelumnya butuh waktu lima bulan untuk penggemukan, sekarang paling cepat 2,5 bulan. Dengan waktu yang lebih singkat, penyediaan pasokan daging bisa segera," kata Pujo.
Selain itu, pemerintah juga berupaya melakukan importasi daging sapi beku baik impor yang secara reguler dilakukan dan juga impor penugasan khusus untuk pemasokan daging pada BUMN.
Baca juga: Sapi Pasundan dan impian untuk swasembada daging sapi
Baca juga: Rekomendasi asupan daging untuk pasien penderita kanker prostat
Pewarta: Aditya Ramadhan
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB