Nunukan (ANTARA) - Masyarakat di tiga desa Kecamatan Lumbis Hulu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang saat ini masih berstatus outstanding boundary problems (OBP) dengan Malaysia, menyatakan tetap setiap kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketiga desa yang dimaksud tersebut adalah Desa Tetagas, Lipaga, dan Kabungolor statusnya saat ini masih abu-abu atau belum memiliki kepastian masuk NKRI atau Negeri Sabah, Malaysia. Namun masyarakat adat setempat menolak apabila hasil perundingan akhir nantinya dinyatakan bergabung dengan Malaysia.
Baca juga: Natal di perbatasan Malaysia dilakukan secara virtual
Ketua Adat Syuku Dayak Tahol, Kalpianus Kilik di Nunukan, Selasa menyatakan dengan tegas menolak untuk bergabung dengan Malaysia karena nenek moyangnya sangat mencintai NKRI.
Kalpianus menyatakan jumlah penduduk pada ketiga desa itu mencapai 100 keluarga dan menolak apabila diajak bergabung dengan Malaysia.
Pria yang mengaku putra asli dari ketiga desa di Kecamatan Lumbis Hulu yang masih berstatus OBP ini menginginkan agar pemerintah terus memperjuangkan dengan sekuat tenaga untuk tidak melepas wilayah tersebut.
Ia mengungkapkan patok perbatasan yang dipasang sejak penjajahan Belanda dan Inggris belum pernah berubah dan masyarakat adat telah mengakui bahwa tapal batas itulah yang sah memisahkan kedua negara bertetangga ini.
Kalpianus yang juga Ketua Lembaga Adat Tahol Kabupaten Nunukan ini berpendapat Pemerintah Indonesia juga telah membangun ketiga desa ini dengan memberikan bantuan dana desa (DD) sejak 2016. Ini membuktikan bahwa Pemerintah Indonesia mengakui ketiga desa adalah wilayah NKRI dan Malaysia pun tidak pernah keberatan atas pembangunan yang dilakukan selama ini.
Ketua Adat Dayak Tahol ini sangat mengharapkan pemerintah Indonesia memperjuangkan dengan maksimal agar ketiga desa di Kecamatan Lumbis Hulu ini tidak lepas dari genggaman NKRI.
"Apapun yang terjadi NKRI adalah negara kami dan kami menolak untuk bergabung dengan Malaysia," tegas Kalpianus.
Bahkan masyarakat pada tiga desa tersebut sangat yakin bahwa patok perbatasan antara Indonesia-Malaysia yang sudah ada sekarang menjadi acuan dalam pengukuran tapal batas nantinya.
Baca juga: Malaysia pulangkan 140 orang WNI bermasalah ke Nunukan, Kalimantan Utara
Baca juga: Presiden Joko Widodo jajal trek jalan perbatasan Nunukan tunggangi motor
Pewarta: Rusman
Berita Lainnya
Mitsubishi Electric Indonesia lakukan inovasi dan solusi untuk lingkungan hijau
26 April 2024 17:02 WIB
Relawan: Partai Keadilan Sejahtera akan ikuti jejak PKB dan NasDem masuk koalisi
26 April 2024 16:29 WIB
Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional di Indonesia untuk perkuat bisnis penerbangan
26 April 2024 16:10 WIB
Mendag Zulkifli Hasan memusnahkan baja tulang tak sesuai SNI senilai Rp257 miliar
26 April 2024 15:31 WIB
Ilmuwan ungkap rotasi Bumi melambat, hari jadi lebih panjang
26 April 2024 15:16 WIB
72 tahun diplomatik, Indonesia-Kanada adakan Dialog Pertahanan Perdana di Jakarta
26 April 2024 15:05 WIB
Menlu Retno sebut satgas judi online lindungi WNI dari kejahatan transnasional
26 April 2024 14:17 WIB
Jeniffer Aniston akan buat ulang film klasik hits tahun 1980 "9 to 5"
26 April 2024 14:04 WIB