Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan pemerintah daerah (pemda) agar mempercepat proses vaksinasi tahap pertama bagi tenaga kesehatan karena masa kedaluwarsa vaksin hanya enam bulan.
"Segera habiskan vaksin tahap satu untuk tenaga kesehatan sebelum kami mengirimkan pasokan vaksin berikutnya," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Maxi Rein Rondonuwu pada diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: Berpacu dengan waktu untuk tuntaskan vaksinasi COVID-19
Ia mengkhawatirkan bila proses vaksinasi tidak dilakukan dengan cepat, pasokan vaksin tahap pertama terlanjur kedaluawarsa sehingga tidak bisa digunakan.
Apalagi, saat ini jumlah vaksin siap pakai yang dimiliki oleh Indonesia masih terbatas sehingga betul-betul harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
Terkait pendaftaran vaksinasi tahap kedua, katanya, setiap institusi dapat mendaftarkan anggotanya secara dalam jaringan (daring). Sementara untuk masyarakat kelompok lanjut usia (lansia) Kemenkes akan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) serta BPJS Kesehatan.
Secara umum, kata dia, pelaksanaan vaksinasi tahap kedua akan menerapkan empat pola. Pertama, dilakukan di 13.600 lebih fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta yang telah terdaftar.
Yang kedua, vaksinasi dilakukan pada lembaga atau institusi penerima vaksin. Sebagai contoh program vaksinasi TNI/Polri dilakukan di fasilitas kesehatan milik instansi tersebut termasuk pula Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Ketiga, vaksinasi massal di tempat. Ini kita sudah kita buktikan dan efektif misalnya di Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta termasuk kota besar di luar Jawa," katanya.
Metode yang terakhir yakni vaksinasi bergerak. Cara ini akan menyasar kelompok tertentu misalnya para pedagang pasar yang dimulai di Pasar Tanah Abang, Jakarta pada 17 Februari 2021.
Meskipun pelaksanaan vaksinasi dilakukan di banyak tempat dan berbeda-beda dipastikan vaksinator atau orang melakukan penyuntikan adalah tenaga profesional dan terlatih, demikian Maxi Rein Rondonuwu.
Baca juga: 653.387 lansia di Riau segera dapat vaksinasi COVID-19, begini testimoni Lansia yang pertama divaksin
Baca juga: Cakupan vaksinasi COVID-19 di Riau capai 65,4 persen, yang batal ribuan orang
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Berita Lainnya
Pemerintah Indonesia nyatakan prihatin atas jatuhnya helikopter Presiden Iran
20 May 2024 12:00 WIB
TNI AU lakukan modifikasi cuaca agar World Water Forum di Bali kondusif
20 May 2024 11:51 WIB
Pemkab Cianjur gencarkan promosi wisata aman dan bebas pungutan liar
20 May 2024 11:45 WIB
Usai dilakukan identifikasi, jenazah Mayor Purn Suwanda dibawa keluarganya
20 May 2024 11:13 WIB
Presiden Jokowi paparkan capaian infrastruktur air pada kepala negara di WWF
20 May 2024 11:04 WIB
Genjot sektor pariwisata, China luncurkan lebih 6.300 kebijakan preferensial
20 May 2024 10:59 WIB
Jokowi perkenalkan Prabowo Subianto presiden RI terpilih di World Water Forum
20 May 2024 10:50 WIB
BRK Syariah isi kegiatan Silaturahmi Gubri dengan Masyarakat Riau di Jakarta
20 May 2024 10:42 WIB