Pekanbaru (ANTARA) - Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies / ASITA meminta pemerintah dan Duta Besar Indonesia untukArab Saudi, melakukan lobi agar pelarangan masuk ke negara itu bisa dibatalkan.
"Karena dari sejumlah negara yang masuk daftar larangan, negara asal COVID-19 yaitu Tiongkok malah tidak dilarang," kata Dede Firmansyah, di Pekanbaru, Sabtu.
Permintaan tersebut disampaikannya terkait perjalanan umrah yang baru berjalan tiga bulan terakhir, namun kini justru di Februari sudah berhenti total.
Dia mengatakan, soal pelarangan masukke Arab Saudikami melihat negara China malah tidak masuk ke dalam daftar negara yang dilarang, harusnya dijelaskan apa alasannya 20 negara ini dilarang masuk, karena tidak ada jaminan Tiongkok ini dijamin bebas dari virus COVID--19.
Ia mengatakan, pemerintahanArab Saudiharusnya menyadari peran besar dari masyarakat Indonesia yang selama ini berkunjung ke Arab untuk menjalankan ibadah, baik haji maupun umrah.
"Berdasarkan data pada 2017, j9umlah jemaah umrah yang berangkat ke Tanah Suci itu mencapai 750.000 orang, sedangkan jemaah haji setiap tahunnya saat ini mencapai 200.000 orang.
Tidak hanya itu, peran lainnya seperti masyarakat Indonesia yang memilih tinggal diArab Saudijuga ikut mendorong aktivitas ekonomi setempat," katanya.
Berita Lainnya
Gunung Merapi luncurkan 15 kali guguran lava sejauh 1,8 kilometer
02 May 2024 12:00 WIB
Presiden Jokowi resmikan operasional Bendungan Tiu Suntuk Nusa Tenggara Barat
02 May 2024 11:31 WIB
BMKG pastikan fenomena udara panas yang melanda Indonesia bukan "heatwave"
02 May 2024 11:20 WIB
Bulog sebut lakukan penyerapan 30 ribu ton gabah kering petani per hari
02 May 2024 11:03 WIB
Politik kemarin, dari Bobby Nasution jadi Gubernur hingga delapan agenda PKB
02 May 2024 10:53 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia diprediksi melemah terbatas di tengah The Fed tahan suku bunga
02 May 2024 10:46 WIB
Tiket tur konser Sheila On 7 di 5 kota habis terjual dalam tujuh menit
02 May 2024 10:37 WIB
Tur Most Wanted penyanyi rap Bad Bunny meraup Rp1 triliun selama Maret 2024
02 May 2024 10:32 WIB