Havana (ANTARA) - Jam malam akan diberlakukan di ibu kota Kuba, Havana pada Jumat malam saat pulau Karibia itu berjuang melawan lonjakan COVID-19 terparah sejak pandemi mewabah.
Media pemerintah melaporkan bahwa mulai jam 21.00-05.00 waktu setempat hanya kendaraan dan personel berizin yang diperbolehkan keluar di kota tersebut, yang berpenduduk 2,2 juta jiwa.
Baca juga: Depkeu dan para regulator AS memuji atas ketahanan infrastruktur pasarnya
Kuba berhasil membendung virus corona tahun lalu, di mana tingkat kasus berada jauh di bawah rata-rata. Namun, kasus COVID-19 meningkat sejak bandara di negara tersebut kembali beroperasi pada November. Lebih dari 15.000 kasus dilaporkan pada Januari, hampir 50 persennya terjadi di Havana dan sekitar lima kali lipat dari jumlah kasus bulanan tahun lalu.
Pemerintah menuturkan bahwa mayoritas kasus COVID-19 terkait dengan pelancong yang melanggar aturan karantina, terutama warga Kuba yang tinggal di luar negeri. Otoritas menutup sekolah dan melarang layanan makan di tempat di Havana dan di wilayah lainnya bulan lalu serta menerapkan pembatasan penerbangan dan pelancong dalam upaya memutus penyebaran virus corona.
Kuba mencatat rata-rata sekitar 900 kasus COVID-19 setiap harinya pada Februari, setara dengan jumlah rata-rata internasional.
Sebanyak 225 orang di Kuba meninggal karena COVID-19 sejak awal pandemi.
Baca juga: Satgas: Kalimantan Barat dan Riau dinilai layak jadi acuan penanganan COVID-19
Baca juga: Pembiayaan perawatan COVID-19 setahun hampir samai pembiayaan kanker enam tahun
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari