Pekanbaru (ANTARA) - Pemprov Riau menyatakan pertumbuhan ekonomi daerah berjuluk "bumi lancang kuning" itu masih terkontraksi akibat dampak pandemi COVID-19, sehingga diprediksi pada 2020 ekonomi mengalami pertumbuhannya yang paling rendah yakni mencapai -2,11 persen.
"Target pertumbuhan ekonomi kita 2020 adalah 2,81 persen. Tapi karena pandemi kita melakukan perubahan target dengan skenario terendah pertumbuhan ekonomi tahun ini terkontraksi -2,11 persen dan maksimal hanya tumbuh 0,37 persen," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian Pengembangan (Bappeda Litbang) Provinsi Riau, Emri Juli Harnis, saat laporan refleksi akhir tahun Riau 2020, di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Riau akan lebih rendah dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 2,84 persen. Ia beralasan, dampak pandemi COVID-19 sangat besar mempengaruhi ekonomi Riau karena aktivitas masyarakat sangat dibatasi, kinerja ekspor melemah, serta pergeseran alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan diprioritaskan untuk penanggulangan pandemi.
Menurut dia, triwulan I-2020 Riau masih mengalami pertumbuhan ekonomi positif sebesar 2,24 persen. Namun, setelah kasus COVID-19 mulai mencapai Riau pada Maret, ekonomi Riau triwulan II terkontraksi jadi -3,22 persen. Kondisi ekonomi di triwulan III-2020 juga masih terkontraksi -1,67 persen.
Pada sisi lapangan usaha, lanjutnya, sektor Jasa Perusahaan pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi paling tinggi sebesar 29,23 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen Konsumsi Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 15,95 persen.
"Adanya kebijakan pergeseran anggaran yang difokuskan pada penanganan COVID-19 berdampak pada pengurangan berbagai kegiatan rapat-rapat di instansi yang menyebabkan penurunan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah," ujarnya.
Ia mengatakan APBD Riau 2020 yang awalnya ditetapkan Rp10,2 triliun sebelum pandemi, telah mengalami pergeseran dan alokasinya lebih banyak untuk penanggulangan COVID-19. APBD Riau 2020, lanjutnya, berkurang Rp1,5 triliun menjadi Rp8,81 triliun.
"APBD Riau 2020 berkurang Rp1,5 triliun menjadi Rp8,81 triliun yang tentunya ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi juga karena anggaran untuk pembangunan berkurang," ujarnya.
Ia mengatakan dampak pandemi mulai terlihat di masyarakat yakni Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2020 meningkat menjadi 6,32 persen, dan lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 sebesar 5,76 persen.
"Tingkat kemiskinan kemungkinan juga meningkat, meski begitu data sebelum pandemi, posisi pada bulan Maret tahun 2020 masih mencapai 6,82 persen," ujarnya.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Bali tolok ukur bangkitkan ekonomi kreatif di tengah COVID-19
Baca juga: Lembaga kajian ekonomi CORE nilai kepastian pesangon pekerja lebih terjamin dalam UU Ciptaker
Berita Lainnya
Menkeu Sri Mulyani sebut ekonomi RI hilang Rp1.356 triliun akibat pandemi 2020
29 April 2021 13:17 WIB
BPS catat ekonomi Indonesia pada 2020 terkontraksi sebesar 2,07 persen
05 February 2021 11:57 WIB
Meski kondisi pandemi, Nilai Ekspor Riau selama 2020 naik 11,31 persen
03 February 2021 14:29 WIB
Iklim investasi Riau tetap cerah meski pandemi, realisasi investasi 2020 capai Rp49,64 triliun
29 January 2021 16:34 WIB
Penduduk Riau didominasi generasi Z dan milenial, begini potensinya pertumbuhan ekonomi
22 January 2021 17:27 WIB
Ralisasi fisik Pemkab Bengkalis capai 98,66 persen di 2020
07 January 2021 18:17 WIB
Pembangunan infrastruktur di Riau 2020 hanya tercapai 51 persen, ini penyebabnya
31 December 2020 16:14 WIB
Menkeu Sri Mulyani revisi proyeksi ekonomi RI 2020 tumbuh negatif 2,2-1,7 persen
21 December 2020 15:17 WIB