Menkeu Sri Mulyani revisi proyeksi ekonomi RI 2020 tumbuh negatif 2,2-1,7 persen

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Sri Mulyani

Menkeu Sri Mulyani revisi proyeksi ekonomi RI 2020 tumbuh negatif 2,2-1,7 persen

Dokumentasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam diskusi daring di Jakarta. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah/aa.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia keseluruhan tahun 2020 masih berada dalam rentang negatif namun kontraksinya lebih dalam yakni minus 2,2 hingga minus 1,7 persen.

“Memang ini sedikit lebih baik dibandingkan rata-rata negara ASEAN atau emerging market tapi kita tetap waspada,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual realisasi APBN per November 2020 di Jakarta, Senin.

Baca juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani sebut realisasi anggaran PEN telah capai 63,3 persen

Sebelumnya, Menkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI selama tahun ini berada pada kisaran minus 1,7 hingga minus 0,6 persen.

Total, pemerintah sudah melakukan empat kali revisi pada 2020 yakni Mei-April yakni minus 0,4 hingga 2,3 persen, kemudian Mei-Juni 0,4 persen hingga 1,0 persen, September-Oktober minus 1,7 hingga minus 0,6 persen dan Desember ini minus 2,2 hingga minus 1,7 persen.

Menkeu menjelaskan ketidakpastian yang tinggi karena pandemi COVID-19 membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh berbagai institusi mengalami beberapa kali revisi.

Bank Pembangunan Asia (ADB) juga melakukan empat kali revisi dengan proyeksi terbaru mencapai minus 2,2 persen, IMF tiga kali revisi dengan proyeksi mencapai minus 1,5 persen.

Kemudian, Bank Dunia juga empat kali revisi dengan proyeksi mencapai minus 2,2 persen dan OECD juga empat kali revisi dengan proyeksi mencapai minus 2,4 persen.

Dalam outlook 2020, Menkeu menjelaskan hanya konsumsi pemerintah yang diperkirakan tumbuh positif yakni 0,3 persen sedangkan indikator lain seperti konsumsi rumah tangga tumbuh negatif 2,7 hingga 2,4 persen.

Kemudian, investasi diproyeksi tumbuh negatif kisaran 4,5 hingga 4,4 persen, ekspor kontraksi 6,2 persen hingga 5,7 persen dan impor juga diproyeksi tumbuh negatif kisaran 15 persen hingga 14,3 persen.

Sementara itu, untuk kuartal IV-2020, Menkeu memproyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran minus 2,9 hingga minus 0,9 persen.

Baca juga: Sri Mulyani sebut korupsi jadi ancaman besar dalam penanganan pandemi COVID-19

Baca juga: Menkeu Sri Mulyani khawatir naiknya kasus COVID-19 berdampak buruk pada ekonomi


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna