Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar atau kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup menguat ditopang oleh paket stimulus di Amerika Serikat.
Rupiah Senin sore ditutup menguat 45 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp14.155 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.200 per dolar AS.
"Penguatan rupiah hari ini dipengaruhi berita bahwa Presiden AS Donald Trump telah menandatangani undang-undang bantuan COVID-19 yang telah lama ditunggu-tunggu," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.
Trump akhirnya menandatangani undang-undang bantuan pandemi dan anggaran pengeluaran senilai 2,3 triliun dolar AS atau setara Rp32.530 triliun. Paket anggaran itu termasuk 1,4 triliun dolar AS atau sekitar Rp19.823 triliun untuk pendanaan badan negara.
Jika Trump tidak menandatanganinya, penutupan pemerintahan atau government shutdown secara parsial akan terjadi pada Selasa (29/12) esok, yang dapat memberikan risiko terhadap pemasukan jutaan pegawai pemerintahan.
Sebelumnya Trump sempat mengancam untuk tidak menandatangani RUU tersebut kecuali jumlah cek stimulus dinaikkan.
Di Eropa, Uni Eropa (UE) memulai kampanye vaksinasi di seluruh benua kurang dari seminggu setelah menyetujui BNT162b2, vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNTech SE. UE juga telah mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dengan Inggris sebelum Natal.
Namun, jumlah kasus COVID-19 global terus meningkat, melebihi 80,7 juta kasus pada 28 Desember, menurut data Universitas Johns Hopkins. Lebih banyak negara telah menerapkan pembatasan yang lebih ketat untuk melawan jenis COVID-19 B.1.1.7 yang baru dan lebih menular.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.158 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.155 per dolar AS hingga Rp14.172 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.184 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.282 per dolar AS.
Baca juga: Kurs dolar AS turun saat terpaan COVID-19 dan ketidakpastian pemilihan AS
Baca juga: Neraca perdagangan Riau surplus 9,7 miliar dolar AS, begini penjelasannya
Baca juga: Nekat edarkan dolar palsu, dua pemuda ini ditangkap