Padang (ANTARA) - Puluhan warga Nagari Gurun dan Lubuk Batingkok Kecamatan Harau, Taeh Baruh dan Simalanggang Kecamatan Payakumbuh mendatangi DPRD Sumbar menolak pembangunan jalur tol Padang Pariaman- Pekanbaru yang melalui pemukiman mereka.
Salah seorang perwakilan warga Rahman Syarif Dt. Patiah di Padang, Jumat mengatakan dirinya datang ke DPRD Sumbar menyampaikan aspirasi dampak pembangunan jalan tol Padang Pariaman- Pekanbaru yang melewati kampung mereka.
Baca juga: Kementerian PUPR ungkap sejumlah tantangan pengembangan wilayah jalan tol
Menurut dia hewan liar dan tempat wisata dilindungi namun balai adat dan mushala dikorbankan bahkan perkampungan padat dengan dua persukuan akan lenyap, lantaran dilalui jalan tol.
"Padahal masyarakat adat juga dilindungi undang undang," katanya
Ia mengatakan masyarakat kecewa lantaran tidak adanya sosialisasi pembangunan tersebut dan pemancangan dilakukan tanpa sepengetahuan masyarakat dan pemilik lahan.
"Harusnya ada pembicaraan dengan masyarakat. Kami tidak menolak jalan tol, tapi jangan melewati tempat sakral dan perkampungan padat," katanya.
Ia menilai pembangunannya bisa dialihkan ke daerah lain seperti melewati Gunung Bungsu.
Sementara itu warga Lubuak Batingkok Mavilindo (mengaku sangat kecewa dengan pembangunan jalan tol tersebut karena pekerjaannya tergantung dengan pekerjaan di lahan saat ini.
Dia mengaku hanya bisa bertani dan tidak mungkin dialihkan pada kerja lain. Dirinya berharap pembangunan jalan tol tersebut dialihkan karena lahan yang dikerjakan saat ini sangat produktif dan subur.
"Pekerjaan orang tua kami dulu membuka lahan tersebut. Sekarang sudah subur mau dijadikan jalan tol pula. Kami tidak anti pembangunan Kami hanya berharap dipindahkan," kata dia.
Sementara Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi yang menyambut masyarakat mengatakan empat nagari menyampaikan aspirasi mereka terkait pembangunan jalan tol.
Menurut dia pembangunan jalan tol hendaknya jangan merugikan rakyat baik tempat tinggal atau pekerjaan mereka
"Kita berharap, pembangunan jalan tol tidak melewati pemukiman padat. Harus ada alternatif, untuk meminimalisir kalau sekarang ada 10 areal pemukiman maka besok menjadi lima atau tiga," ujarnya.
Terkait dengan ganti rugi, jangan disamakan antara lahan produktif dan tidak produktif.
"Tim appraisal yang akan menilai ganti rugi, betul betul independen. Kita akan kawal," kata dia.
Baca juga: Tol Pekanbaru-Dumai bisa dilalui secara gratis. Ini syaratnya
Baca juga: Lewati batas maksimum, tiga kendaraan ditilang di Tol Pekanbaru-Dumai
Pewarta : Mario Sofia Nasution
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB