Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Pahala Nugraha Mansury meyakini kredit perumahan kepada masyarakat akan membantu memulihkan ekonomi nasional.
"Kredit yang dialirkan Bank BTN memiliki dampak ekonomi jangka panjang. Sebab, kredit tersebut akan menjadi tempat tinggal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tidak hanya itu, kredit yang disalurkan ke sektor perumahan pun akan memberikan multiplier effect terhadap sekitar 177 subsektor industri lainnya," ujar Pahala di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Mendambakan dana murah dari Tabungan Perumahan
Pahala menuturkan sebagai salah satu entitas perbankan dalam ekosistem perumahan, adanya keberpihakan pemerintah mulai dari aturan hingga penempatan dana negara menjadi angin segar.
Bank BTN tercatat menerima dana negara sebesar Rp5 triliun pada medio Juni 2020. Pahala memprediksi seluruh dana negara yang telah ditempatkan pemerintah tersebut akan segera terserap habis.
"Kami meyakini perseroan bisa menyalurkan total kredit sebesar Rp15 triliun dari dana negara tersebut sebelum akhir September 2020," kata Pahala.
Hingga kini sektor perumahan di Tanah Air baru memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 2,77 persen. Posisi tersebut jauh di bawah kontribusi properti di negara kawasan ASEAN lainnya yang berkisar 8-23 persen.
"Sehingga kami berkomitmen akan terus mendukung pengembangan sektor perumahan. Apalagi di masa pandemi ini, rumah menjadi tempat berlindung paling aman bagi masyarakat Indonesia," ujar Pahala.
Sementara itu, dalam upaya berkontribusi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menyampaikan akan terus mendukung penyediaan likuiditas bagi pembiayaan kepemilikan rumah.
"Sepanjang semester satu tahun 2020, SMF telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp4,2 triliun," kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo.
Lebih lanjut Ananta juga menuturkan bahwa SMF sebagai BUMN di bawah Kementerian Keuangan yang mengemban tugas sebagai Special Mission Vehicle (SMV) yang membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan, tengah memperkuat perannya. SMF aktif dalam merealisasikan program penurunan beban fiskal.
Program penurunan beban fiskal direalisasikan melalui pemberian dukungan kepada pemerintah dalam program KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). SMF berperan dalam mengurangi beban fiskal pemerintah dengan membiayai porsi 25 persen pendanaan KPR FLPP, sehingga pemerintah hanya menyediakan 75 persen dari total pendanaan FLPP dari semula yang sebesar 90 persen.
Baca juga: Viral perumahan di atap gedung, pengamat tata kota nyatakan belum ada aturannya
Baca juga: 11.789 pengembang perumahan terdaftar di sistem registrasi Kementerian PUPR
Pewarta: Citro Atmoko
Berita Lainnya
Ketua DPR Puan Maharani sebut judi daring berpotensi buat hak anak terabaikan
16 November 2024 10:38 WIB
Gunung Semeru mengalami beberapa kali erupsi pada Sabtu pagi
16 November 2024 10:32 WIB
BMKG ingatkan waspada potensi hujan berpetir pada Sabtu di sejumlah kota besar
16 November 2024 10:16 WIB
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB