TNI AD kawal pembangunan lab PCR dan uji klinis antivirus

id Kasad,Andika Perkasa,Uji Klinis,Antivirus,COVID-19,Lab PCR

TNI AD kawal pembangunan lab PCR dan uji klinis antivirus

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa. (ANTARA/HO)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan seluruh pembangunan laboratorium polymerase chain reaction (lab PCR) dan pelaksanaan uji klinis antivirus COVID-19 akan dikawal prajurit TNI AD sampai selesai.

Jenderal Andika menambahkan bahwa pembangunan lab PCR gelombang pertama telah memasuki tahap akhir, yaitu menunggu pengiriman sejumlah 20 RNA dan alat PCR dari mitra terkait.

"Percepatan pengiriman 20 ekstraksi Ribonucleic Acid (RNA) dan PCR akan segera dilakukan oleh mitra untuk didistribusikan ke 68 rumah sakit TNI AD," ujar Andika dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Jumlah pengiriman tersebut juga akan dikoordinasikan dengan Wakil Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Waka Puskesad) Brigjen dokter TNI Agung Hermawanto, agar dapat dilebihkan untuk digunakan pada pembangunan lab PCR gelombang kedua.

Berdasarkan laporan Asisten Logistik (Aslog) Kasad Brigjen TNI Jani Iswanto kepada Kasad dalam video telekonferensi berkala di Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) AD yang dipublikasikan di akun Youtube TNI AD, Sabtu (25/7) lalu, penandatanganan kontrak pengadaan lab PCR gelombang pertama terus diproses kelengkapan kebutuhan administrasinya.

“Jadi rencana penandatanganan kontrak belum bisa dilaksanakan minggu ini, karena masih melengkapi administrasi," kata Iswanto. "Ya oke," kata Kasad merespons laporan tersebut.

Pada video telekonferensi tersebut, Kasad juga mendapatkan laporan terkait pelaksanaan uji klinis anti COVID-19 oleh Universitas Airlangga, Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI Angkatan Darat.

Menurut Kepala Kesehatan Komando Daerah Militer III/Siliwangi Kolonel CKM dr Purwo Setyanto, uji klinis antivirus COVID-19 telah sampai pada tahap pemberian kombinasi obat untuk 636 siswa Sekolah Calon Perwira (Secapa) AD Bandung yang dijadikan sampel uji klinis.

Baca juga: Pekanbaru beli 2.000 alat uji usap COVID-19

Mereka yang dijadikan sampel uji klinis tersebut, kata Purwo, akan terus dimonitor perkembangan kesehatannya.

Kesdam juga akan memantau apabila terjadi reaksi efek samping antivirus tersebut, misalnya timbul gejala COVID-19 lagi, seperti panas, batuk, atau sesak, dan lain-lain.

"Mereka sudah dilakukan tes usap sesuai dengan jadwal mereka, yaitu hari pertama, hari ketiga, dan hari ketujuh. Sudah dapat supervisi dari RSPAD dan Puskesad," kata Purwo.

Seluruh hasil tes usap itu akan dikirimkan ke laboratorium milik BIN di Jakarta. Sesuai dengan arahan Kasad, pengecekan hasil tes usap harus betul-betul teliti, agar hasilnya tidak tertukar.

”Mas Purwo, hasil swab harus diperhatikan benar-benar agar tidak tertukar, benar-benar harus teliti agar hasilnya sesuai dengan rencana," ujar Kasad.

Baca juga: Seluruh ASN Riau wajib tes usap antisipasi lonjakan kasus COVID-19, begini penjelasannya

Baca juga: Pekanbaru lanjutkan uji usap massal COVID-19, kali ini di Pasar Bawah