Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Puluhan mahasiswa Universitas Riau yang telah berulangkali gagal mendapatkan sertifikat TOEFL karena selalu dinyatakan tidak lulus, kini resah.
"Kok kami sangat kesulitan ya mengikuti 'Test of English as a Foreign Language (TOEFL) ini ya. Akibatnya, banyak urusan akademik lainnya terbengkelai hanya karena masalah gagal TOEFL," keluh AT, (19), kepada ANTARA, di Pekanbaru, Kamis.
Sang mahasiswa yang memang sengaja hanya memberi inisial namanya, karena enggan publisitas ini, menambahkan, seleksi TOEFL oleh Unit Pelayanan dan Pengembangan Bahasa (UP2B) Universitas Riau terkesan tak memberi harapan positif bagi dia dan banyak temannya.
"Sudah berkali-kali tes tetapi tidak lulus juga. Kesulitan terletak pada sesi 'Listening Comprehension' (pemahaman dalam mendengarkan)," kata AT mewakili beberapa rekannya.
Sementara seorang temannya, juga hanya memberi inisial nama RS, mengeluhkan ujian-ujian akademik lainnya terhalang oleh kegiatan TOEFL.
"Yang paling fatal, ujian skripsi saya tidak bisa dimulai karena terhambat nilai TOEFL belum lulus. Ini sudah tes yang ke-18 kali," keluhnya.
Keduanya berpendapat, kesulitan tes TOEFL dikarenakan kurangnya minat mahasiswa dalam melakukan latihan-latihan serta tingginya standar kelulusan yang ditentukan.
"Padahal, kita ini khan Orang Indonesia, standar kelulusan Bahasa Inggrisnya sebaiknya disesuaikanlah. Justru kita mesti kuat di Bahasa Indonesia khan," kilahnya.
Sebagaimana dijelaskannya, TOEFL memang merupakan pengujian berbahasa Inggris yang dibuat untuk mengetahui tingkat penguasaan dalam pemahaman berbahasa dari 'benua biru' tersebut.
Pada tes TOEFL yang ada di Universitas Riau (RI), tutur AT, memiliki standar skor 450.
"Jadi, apabila ingin lolos mendapatkan sertifikat dari UP2B, harus bisa melewati standar skor tersebut," ujarnya.
Tes TOEFL di UP2B merupakan syarat wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa UR agar bisa mengikuti ujian skripsi.