Siak, Riau, (ANTARARIAU News) - Sebagai kota industri, Kota Perawang, Riau, dihadapkan adanya masalah efek limbah yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga masyarakat meminta perhatian Pemerintah Kabupaten Siak, Riau, agar menyediakan alat pengukur udara dan air.
"Kami selaku warga Kota Perawang Kecamatan Tualang dan sekitarnya memang sudah sangat khawatir dengan kondisi udara yang dihirup sehari-harinya. Oleh karenanya kami berharap agar pihak Pemerintah Kabupaten Siak memasang suatu sarana prasarana alat pengukur udara di Kota Perawang," ungkap Dolsani (43), warga setempat pada Senin.
Ia mengatakan, dengan alat tersebut tentu akan bisa membantu masyarakat untuk mencegah sedini mungkin pencemaran uadar akibat kondisi udara yang ada. Kalau seperti sekarang, masyarakat tidak mengetahui persis kapan bau busuk itu akan muncul dan sebagainya.
"Saat ini warga hanya menggunakan kode alam, yaitu saat hujan akan turun maka mereka akan siap untu menggunakan penutup hidung karena bau busuk akan muncul menusuk penciuman," katanya.
Jika ada alatnya, maka masyarakat meminta kepada pihak terkait terutama kepada Pemkab Siak agar membangunkan fasilitas alat untuk mengukur kadar udara dan air Kota Perawang dan sekitarnya.
"Dengan demikian masyarakat Kota Perawang akan bisa mengetahui kapan mereka bisa aman keluar dari rumah dan kapan pula mesti berhati-hati atau tidak keluar sama sekali. Selaku kota industri, Kota Perawang memang dihadapkan oleh berbagai masalah dari efek limbah yang dikeluarkan oleh perusahaan," katanya.
Debu yang diduga mengandung kimia karena mampu merusak atap rumah dan tanaman. Udara yang bau busuknya menyengat serta kondisi air sungai Siak yang seperti berlumpur dan terkadang warnanya bertukar-tukar.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kecamatan Tualang sangat setuju dengan saran warga tersebut. Bahkan Sekcam Tualang, Zalik Effendi menyampaikan, pihaknya akan segera mendesak pihak perusahaan agar bisa menindaklanjuti keinginan warga Perawang itu.
"Keberadaan perusahaan di Kecamatan Tualang ini di satu sisi tidak bisa ditolak, namun di sisi lain tentu pihak
perusahaan juga wajib memperhatikan efek limbah yang ditimbulkan sekecil apapun," katanya.
Saat ini, kondisi secara kasat mata memang masyarakat sudah bisa menebak secara negatif dengan kondisi bau udara yang mengitari Kota Perawang Kecamatan Tualang dan sekitarnya. Debu yang terlihat di atap rumah masyarakat dan mobil yang parkir di luar semalaman serta gangguan saluran pernafasan serta sulitnya para nelayan memperoleh ikan dan bahkan terkadang ada yang menyebut ada menemukan ikan mati di sungai Siak.
Menurut Zalik, dengan adanya alat ukur udara dan air itu juga akan bisa membantu pihak perusahaan memperkuatkan argumentasi mereka yang selama ini menyebutkan bahwa limbah yang dihasil perusahaan telah dinetralkan dengan peralatan pengolahan limbah perusahaan sehingga tidak akan mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia.
"Salah satu solusi mungkin bisa disediakan alat ukur udara di Kota Perawang ini sehingga masyarakat bisa mengetahui kapan udara yang sehat dihirup dengan leluasa di luar rumah dan kapan waktunya mesti hati-hati dan kapan waktunya untuk hanya mesti di rumah," katanya.