Riau dapat bantuan 8.500 APD dan 4.800 "rapid test" begini penjelasannya

id APD,rapid test,penanganan corona di riau,virus corona,Covid-19,gubernur riau,berita riau antara,berita riau terbaru

Riau dapat bantuan 8.500 APD dan 4.800 "rapid test" begini penjelasannya

Sejumlah petugas Dinas Kesehatan merapikan alat pelindung diri (APD) bantuan Kementerian Kesehatan di Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (28/3/2020). (ANTARA FOTO/FB Anggoro/ama.)

Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 8.500 alat pelindung diri (APD) dan 4.800 alat tes cepat atau “rapid test” COVID-19 bantuan Kementerian Kesehatan sudah tiba di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Gubernur Riau, Syamsuar, dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Rabumengatakan semua alat tersebut dikirim dari Jakarta menggunakan pesawat Hercules TNI AU. Seluruh APD dan alat "rapid test" akan segera didistribusikan ke 12 kabupaten dan kota yang ada di Riau.

“Bantuan APD dan 'rapid test' ini sangat bermakna karena bisa membantu perlindungan diri bagi tenaga medis,” katanya.

Ia mengatakan bantuan dari pihak swasta yang menyumbangkan PD untuk tenaga medis di Riau juga terus berdatangan. Pada Selasa (7/5), Pemprov Riau juga menerima bantuan 300 APD dari PT Indah Kiat.

“Rumah sakit dan pasien yang positif sangat menunggu APD ini,” kata Syamsuar.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi RiauMimi Yuliana Nazirmenyatakan sebelumnya ribuan alat rapid test juga sudah didistribusikan ke dinas kesehatan di kabupaten/kota yang terdapat kasus COVID-19.

“Sampai saat ini kita sudah mengirimkan ke kabupaten kota 7.420 unit,” katanya.

Tes cepat diprioritaskan untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru pulang dari Malaysia dan langsung berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Jumlahnya yang masih dalam pemantauan ada 19.098 orang.

Untuk kasus positif COVID-19, ia mengatakan hingga 7 April tidak ada penambahan yakni masih 12 orang. Baru satu pasien yang sehat dan dipulangkan.

Pasien ke-12 yang positif COVID-19 disinyalir tertular di dalam wilayah Riau karena tidak ada riwayat ke daerah tertular.

Sementara itu, 11 kasus sebelumnya jelas terjadi penularan karena “imported cases” karena dua pasien punya riwayat perjalanan ke Malaysia, sedangkan sisanya ada yang melakukan perjalanan ke daerah terjangkit seperti Jakarta, Surabaya dan Bogor, demikianMimi Yuliana Nazir.

Baca juga: Pekanbaru butuh 15.000 APD bagi penanganan COVID-19

Baca juga: Akhirnya tiba, 2.000 APD untuk tenaga medis di Riau segera didistribusikan

Baca juga: Tanggulangi COVID-19, Pemerintah wajib lakukan intervensi harga APD