Masjid Agung di Aceh akan gunakan 7.000 meter batu giok

id masjid agung nagan raya gunakan batu giok

Masjid Agung di Aceh akan gunakan 7.000 meter batu giok

Sejumlah warga melihat proses pembuatan lantai yang terbuat dari batu giok yang akan melapisi seluruh bagian lantai Masjid Nagan Raya di pabrik di kawasan Desa Blang Sapek, Kecamatan Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Kamis (5/3/2020). (ANTARA/HO-Dok. Pemkab Nagan Raya)

Suka Makmue (ANTARA) - Ketua Asosiasi Pengrajin Batu Kabupaten Tulung Agung, Provinsi Jawa Timur, Sumaji mengemukakan pembangunan Masjid Agung Baitul A’la yang berlokasi di kompleks kantor Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, akan menggunakan sekitar 7.000 meter persegi batu giok.

“Batu giok yang akan kita produksi berkisar antara 6 ribu hingga 7 ribu meter persegi,” kata Sumaji di lokasi pabrik kawasan Desa Blang Sapek, Kecamatan Suka Makmue, Kabupaten Nagan Raya, Jumat.

Ia merincikan bagian batu giok yang akan diproduksi dan dipasang di lantai satu dan lantai dua masjid agung tersebut, mencapai 5.000 meter persegi, sedangkan sekitar 2.700 meter persegi batu giok akan digunakan di menara masjid.

Sumaji mengakui kualitas batu giok di Nagan Raya Aceh sudah melebihi granit karena tingkat kekerasan sangat tinggi.

“Untuk membelah batu giok ini, kita sudah menggunakan pisau pembelah batu dengan kualitas intan (diamond) yang sangat tinggi,” katanya menambahkan.

Untuk bisa memproduksi keseluruhan batu giok yang akan dipasang di seluruh bagian Masjid Agung Baitul ‘Ala Kabupaten Nagan Raya itu dilakukan dalam dua tahap yakni di tahun 2020 dan tahun 2021.

Ukuran batu yang akan diproduksi, yakni 60 centimeter x 150 centimeter, dengan lama proses pemotongan batu mencapai satu jam 10 menit.*