Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meminta masyarakat tidak bersikap "panic buying" atau belanja secara berlebihan untuk menyimpan stok menyusul pengumuman resmi dari pemerintah terkait dua WNI yang terjangkit virus Covid-19 di Indonesia.
Mendag Agus menjelaskan bahwa pemerintah menjamin ketersediaan pasokan barang, khususnya bahan pokok bahkan sampai menjelang Idul Fitri pada Mei mendatang.
Baca juga: KKP Denpasar siagakan kapsul untuk antisipasi evakuasi di Bandara Ngurah Rai
"Pemerintah memastikan kebutuhan pokok tersebut. 'Panic buying' justru merugikan masyarakat karena harga menjadi tidak terkontrol," kata Agus pada konferensi pers Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Barang Kebutuhan Pokok di Jakarta, Selasa.
Sejumlah pusat perbelanjaan modern di Jakarta dipenuhi oleh pembeli yang berbelanja kebutuhan pokok dalam jumlah banyak. Banyak konsumen yang menyimpan stok bahan pokok agar mereka tidak perlu keluar rumah, setelah ada pemberitaan mengenai WNI yang positif terjangkit virus Covid-19 di Indonesia.
Menurut Agus, tindakan "panic buying" akan mendorong timbulnya ketidakstabilan atau lonjakan harga karena ketidakseimbangan antara ketersediaan dan pasokan barang.
Mendag menjelaskan bahwa pemerintah telah mengeluarkan izin impor untuk sejumlah barang pokok, seperti gula kristal putih untuk konsumsi dan bawang putih.
Menyikapi permintaan yang tinggi terhadap masker, Mendag meminta eksportir dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dulu. Sementara itu, distributor dan pedagang masker serta hand sanitizer juga diimbau untuk tidak menaikkan harga di atas rata-rata.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman menegaskan bahwa para pelaku usaha telah menaikkan kapasitas produksi mereka demi mengantisipasi lonjakan stok menjelang Lebaran.
Dengan demikian, sikap masyarakat untuk belanja berlebihan dan menimbun stok akibat corona ini merupakan tindakan yang tidak diperlukan karena mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan ketersediaan.
"Kalau ada 'panic buying' akan terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan ketersediaan. Stok kami cukup, tidak perlu ada 'panic buying' dan sudah didistribusikan sampai ke pelosok, tidak ada alasan 'panic buying' lagi," kata Adhi.
Baca juga: Sri Mulyani siap tambah anggaran Kemenkes untuk tangani pasien virus Corona
Baca juga: Erick Thohir apresiasi langkah cepat Telkom lindungi karyawan dari virus corona
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Berita Lainnya
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke-112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB