Dumai (ANTARA) - Sebanyak 14 nelayan tergabung dalam Kelompok Tuna Tanjung Palas Kota Dumai, Provinsi Riau, untuk pertama kali mulai menerapkan teknologi "fish finder" atau pencari ikan tangkapan bantuan program tanggung jawab sosial lingkungan PT Pertamina RU II.
Kepala Dinas Perikanan Kota Dumai Afifudinsyah mengatakan, penerapan teknologi fish finder ini merupakan kali pertama bagi nelayan tangkap di wilayah Dumai, dan Pemerintah Kota Dumai menyampaikan apresiasi kepada Pertamina mendukung inisiatif penggunaan teknologi penangkapan atau fish finder bagi para nelayan.
"Penggunaan fish finder tentu akan sangat membantu para nelayan agar pencarian ke tengah laut menjadi sangat efektif dengan alat pendeteksi ikan yang canggih," kata Afif, Selasa.
Dijelaskan, berdasarkan Peraturan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan Perikanan, perairan Dumai bukan merupakan area tangkap ikan atau fishing ground karena merupakan jalur keluar masuk kapal industri.
Sehingga para nelayan harus menempuh puluhan kilometer dan memakan waktu hingga berhari-hari untuk kembali ke darat.
Dia berharap Kelompok Nelayan Tuna binaan Pertamina bisa berhasil memanfaatkan alat tersebut sehingga dapat menjadi percontohan bagi nelayan lain.
"Jika program ini berhasil, bisa saja pemerintah akan mulai memprogramkan penerapan fish finder untuk seluruh nelayan di Kota Dumai," sebutnya.
Pjs Unit Manager Communication, Relations & CSR RU II Dumai Brasto Galih Nugroho menyebutkan bahwa pihaknya memberikan dua alat fish finder produk keluaran terbaru kepada kelompok nelayan Tanjung Palas.
"Kedua alat ini nantinya akan digunakan oleh kelompok secara bergantian dengan jadwal yang ditentukan," kata Brasto.
Selain itu, Pertamina tidak hanya memberikan alat saja tapi juga pelatihan tentang bagaimana cara penggunaan dengan menggandeng Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Dumai sebagai narasumber.
"Kami melibatkan para pengajar dan mahasiswa dari Politeknik KP Dumai sebagai pendamping teknis bagi para nelayan," ujar Brasto.
Politeknik KP merupakan perguruan tinggi di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang didirikan untuk mengembangkan kualitas dan kapasitas nelayan di Indonesia.
“Kami sangat terbuka apabila mahasiswa atau dosen ingin laksanakan penelitian atau praktik di program ini, dengan harapan muncul inovasi terapan baru yang bisa memberi nilai tambah bagi para nelayan," ungkapnya.
Baca juga: Inilah si tentara kecil hitam bersayap berjuta manfaat
Baca juga: 15 kapal nelayan Agam, Sumatera Barat rusak dihantam gelombang
Baca juga: Dua perahu nelayan di Sasak, Sumatera Barat kembali tenggelam lima ABK hilang
Berita Lainnya
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menang kontrak metanol 21.000 metrik ton di Dumai
31 July 2024 17:36 WIB
Catat rekor MURI, Pertamina Dumai edukasi ratusan ibu rumah tangga padamkan api
10 July 2024 18:10 WIB
Truk tangki BBM di Bukit Timah Dumai terbakar usai kecelakaan
25 February 2024 16:52 WIB
Penyidik serahkan berkas perkara ledakan Kilang Pertamina Dumai ke jaksa
09 November 2023 9:13 WIB
Kenalkan energi terbarukan sejak dini, Pertamina pasang solar panel di SMKN 2 Dumai
01 November 2023 7:59 WIB
PT KPI RU Dumai hentikan produksi sementara, ini alasannya
29 October 2023 14:22 WIB
Polisi tetapkan tersangka baru perkara meledaknya kilang Pertamina di Dumai
27 October 2023 16:23 WIB
FOTO - Satu warga ditangkap saat eksekusi lahan Pertamina di Dumai
13 October 2023 7:53 WIB