Jenewa (ANTARA) - Tim pakar internasional yang dipimpin Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan berangkat ke China pekan ini untuk menyelidiki wabah virus corona, kata juru bicara WHO, Senin (3/2).
Rencana kunjungan itu merupakan kesepakatan antara kepala WHO dan Presiden China Xi Jinping dan mungkin akan termasuk para pakar dari Amerika Serikat, kata juru bicara.
Secara terpisah, seorang pejabat kesehatan AS mengatakan kepada Reuters di Jenewa bahwa para pakar medis Amerika kemungkinan ikut dalam misi teknis pimpinan WHO itu. Namun, pembicaraan soal rencana tersebut masih berlangsung.
China pada Senin menuding Amerika Serikat membangkitkan kepanikan soal virus corona, yang menyebar cepat, dengan menerapkan larangan perjalanan dan melakukan evakuasi.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu saat kembali dari Beijing bahwa misi internasional itu akan terdiri dari para pejabat WHO serta kemungkinan sejumlah pakar.
Ketika ditanya soal Menteri Kesehatan AS Alex Azar yang secara terbuka meminta agar para pejabat AS dimasukkan dalam misi pimpinan WHO itu, Tedros mengatakan negara-negara harus membuat "pengaturan secara bilateral".
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic, ketika menanggapi pertanyaan Reuters pada Senin, mengatakan, "Misi berbagai bidang yang beranggotakan pakar internasional itu akan berangkat ke China, kemungkinan pekan ini. Baik China maupun WHO sudah setuju soal misi ini.
"Misi tersebut merupakan misi teknis internasional yang dipimpin oleh WHO. Dengan demikian, CDC kemungkinan akan menjadi bagian dari misi itu," katanya, mengacu CDC pada Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat.
WHO, yang merupakan sebuah badan di bawah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, akan memberikan informasi lebih lanjut soal susunan anggota misi serta kepakaran teknis, kata Jasarevic.
Para pakar yang akan dikirimkan memiliki berbagai spesialisasi, termasuk epidemologi, laboratorium, riset, dan pengembangan.
Mereka akan bekerja bersama mitra-mitra mereka dalam "meningkatkan pemahaman soal wabah tersebut guna memandu upaya penanganan global," katanya.
Sumber: Reuters
Pewarta : Tia Mutiasari
Berita Lainnya
Mitsubishi Electric Indonesia lakukan inovasi dan solusi untuk lingkungan hijau
26 April 2024 17:02 WIB
Relawan: Partai Keadilan Sejahtera akan ikuti jejak PKB dan NasDem masuk koalisi
26 April 2024 16:29 WIB
Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional di Indonesia untuk perkuat bisnis penerbangan
26 April 2024 16:10 WIB
Mendag Zulkifli Hasan memusnahkan baja tulang tak sesuai SNI senilai Rp257 miliar
26 April 2024 15:31 WIB
Ilmuwan ungkap rotasi Bumi melambat, hari jadi lebih panjang
26 April 2024 15:16 WIB
72 tahun diplomatik, Indonesia-Kanada adakan Dialog Pertahanan Perdana di Jakarta
26 April 2024 15:05 WIB
Menlu Retno sebut satgas judi online lindungi WNI dari kejahatan transnasional
26 April 2024 14:17 WIB
Jeniffer Aniston akan buat ulang film klasik hits tahun 1980 "9 to 5"
26 April 2024 14:04 WIB