BBKSDA Tambah Tiga Tim Gajah Reaksi Cepat

id bbksda tambah, tiga tim, gajah reaksi cepat

Pekanbaru, 10/4 (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau pada tahun 2011 ini berencana untuk menambah tiga tim gajah reaksi cepat guna menanggulangi konflik antara gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) di provinsi itu.

"Tahun 2011 ini kita akan tambah dua sampai tiga tim gajah reaksi cepat," kata Kepala BBKSDA Riau A. Kurnia Rauf kepada ANTARA di Pekanbaru, Minggu.

Riau hingga kini baru memiliki satu tim gajah reaksi cepat, yang biasa disebut "flying squad", dan berada di Taman Nasional Tesso Nilo. Pembinaan tim tersebut hasil adalah hasil kerja sama antara Kementerian Kehutanan dan WWF Indonesia.

"Tapi dengan tingkat konflik gajah dan manusia yang makin tinggi di Riau, maka 'flying squad' harus ditambah," ujarnya.

Menurut dia, satu tim reaksi cepat yang baru dipastikan akan berlokasi di Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas, Kabupaten Siak. Sedangkan, sisanya bakal ditempatkan di lokasi rawan konflik seperti Kabupaten Kampar, Bengkalis dan Pelalawan.

Tim "flying squad" tersebut nantinya akan langsung turun ke lokasi konflik untuk menghalau kawanan gajah liar yang meresahkan warga.

Meski begitu, ia mengakui keberadaan tim tersebut tidak secara langsung mampu mengakhiri konflik gajah dan manusia tanpa ada rehabilitas habitat hutan alam yang menjadi tempat tinggal satwa dilindungi itu.

Konflik gajah dan manusia di Riau pada awal tahun ini cukup memprihatinkan karena telah mengakibatkan tiga gajah liar yang ditemukan mati.

Satu anak gajah pertama ditemukan mati di Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu pada Februari lalu.

Kemudian, dua gajah betina juga mati di daerah rawan konflik di Duri, Kabupaten Bengkalis pada April lalu. Dalam kurun tahun 2006 hingga awal 2011, sedikitnya telah ada 54 gajah Sumatera yang ditemukan mati di Riau.

Keberadaan satwa itu makin terancam akibat perburuan liar dan konversi hutan menjadi perkebunan dan permukiman.

Pewarta :
Editor: Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2011

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.