Virus Flu Burung Masuk Kota Dumai

id virus flu, burung masuk, kota dumai

Dumai, 28/2 (ANTARA) - Virus Avian influenza (H5N1) atau flu burung saat ini dikabarkan tengah masuk Kota Dumai, Riau, seiring ditemukannya ratusan ekor ayam mati secara mendadak di sejumlah wilayah kota itu.

Dokter Hewan dari Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakkanla) Kota Dumai, Agus, Senin mengatakan, dalam sepekan terakhir telah menemukan beberapa kasus diduga flu burung di beberapa kelurahan yang berada di Kecamatan Dumai Barat.

Dari tiga kelurahan meliputi Kelurahan Mekar Sari, Purnama dan Kelurahan Bukit Timah, didapati sejumlah hewan ternak atau unggas warga mati secara mendadak.

"Setelah dilakukan survei lokasi yang sebelumnya sempat dilaporkan warga, satu kasus di Kelurahan Bukit Timah dinyatakan positif flu burung. Hasil ini berdasarkan uji sampel terhadap unggas jenis ayam milik warga di sana. Di mana, dari tiga ekor ayam yang diuji, dua positif," terang dia.

Seorang warga yang tinggal di Gang Rahmad, Kelurahan Bukit Timah, Kecamatan Dumai Barat, Tedi mengatakan, dalam sepekan terakhir ayam ternak miliknya yang berjumlah sekitar seratus ekor mati secara mendadak.

"Awalnya terjadi pada hari Selasa (22/2) pagi kemarin. Saat itu ayam saya yang mati sekitar dua ekor. Kemudian sorenya mati lagi tiga ekor," kata Tedi.

Puncak kematian ayam milik Tedi terjadi pada Rabu (23/2). Dalam sehari itu ayam yang mati secara mendadak ada sekitar 85 ekor.

Akibat kematian ayam secara "misterius" tersebut, beberapa anggota keluarga Tedi kemudian melaporkan kasus tersebut ke pihak Disnakkanla setempat.

"Sehari setelah laporan itu, keesokan harinya (Kamis 24/2) petugas dari Disnakkanla datang ke rumah saya dan mengecek kondisi ternak saya yang tinggal 20 ekor," papar istri Tedi, Rosita.

Petugas Disnakkanla Kota Dumai hari itu, menurut Rosita, kemudian melakukan pengujian atas beberapa ekor ayam tersebut.

"Dari tiga ayam yang dijadikan sampel, satu katanya negatif, sementara duanya lagi dinyatakan positif flu burung. Kemudian atas 20 ekor ternak saya yang tersisa, diminta untuk dimusnahkan," kata Rosita kagi.

Pemusnahan 20 ekor unggas tersebut dilakukan dengan cara sembelih dan kemudian dibakar. "Setelah pemusnahan, kami dianjurkan untuk terus mensterilkan sekitar wilayah luar rumah, terutama kandang ayam," kata Tedi.

Usai pemusnahan unggas, tim Disnakkanla yang dipimpin dr Agus, memberikan obat disinfektan spektrum yang difungsikan untuk membasmi mikroorganisme.

"Kami dikasih dua botol obat disinfektan di mana sebotolnya berisikan 1 liter obat cair tersebut. Selain obat, kami juga diberikan sarung tangan dan masker masing-masing lima," ucap Tedi.

Tedi mengatakan, setelah pemusnahan unggas yang terindikasi flu burung tersebut, dirinya bersama istri dan tiga anaknya memeriksakan diri ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) setempat.

"Hasilnya alhamdulillah, kita sekeluarga tidak kena flu burung. Namun kami tetap disuruh untuk waspada karena sebagian ayam kami dinyatakan positif flu burung," ringkas dia.

Berdasarkan data lapangan, selain ayam milik keluarga Tedi, puluhan ekor ayam warga lainnya yang berada di Kecamatan Dumai Barat juga sempat mati mendadak. Namun kasus tersebut tidak sempat dilaporkan ke pihak pemerintah setempat.