Islamabad, Pakistan (ANTARA) - Para ahli politik dan keamanan Pakistan mengatakan operasi kontra-terorisme Turki di Suriah Utara akan menjamin keamanan dan perdamaian regional yang tahan lama.
"Operasi Turki untuk mengamankan perbatasannya dibenarkan. Seperti negara asing lain, Ankara berada dalam haknya untuk menjamin keamanan perbatasan dan rakyatnya," kata Ikram Sehgal, seorang pengulas keamanan dan pertahanan yang berpusat di Karachi, Pakistan, kepada Kantor Berita Turki Anadolu.
"Tak ada negara berdaulat yang bisa membiarkan pelaku teror beroperasi di perbatasannya, dan menimbulkan ancaman permanen terhadap keamanannya," katanya.
Turki melancarkan Operasi Perdamaian Musim Semi pada 9 Oktober untuk menghapuskan pelaku teror dari Suriah Utara guna mengamankan perbatasan Turki, dan bagi pemulangan aman pengungsi Suriah, serta menjamin keutuhan wilayah Suriah.
Ankara ingin membersihkan Suriah Utara di sisi timur Sungai Eufrat dari anggota PKK dan cabangnya di Suriah, PYD/YPG.
Turki telah mengatakan kelompok teror PKK dan cabangnya YPG/PYD merupakan ancaman terbesar buat masa depan Suriah, dan membahayakan susunan kesatuan dan keutuhan wilayah negeri tersebut.
Ankara juga telah menekankan bahwa mendukung pelaku teror dengan dalih memerangi Da'esh tak bisa diterima, demikian laporan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.
Dalam aksi teror lebih dari 30-tahun terhadap Turki, PKK --yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa-- telah bertanggung-jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk perempuan, anak-anak dan bayi.
Zona aman
"(Penghapusan pelaku teror) itu akhirnya akan menguntungkan seluruh wilayah tersebut, termasuk Suriah, Turki dan Eropa," kata Sehgal.
Sehgal memuji jaminan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa kedaulatan wilayah Suriah akan sepenuhnya dihormati, dan mengatakan ia berharap Operasi Perdamaian Musim Semi akan mencapai puncaknya segera setelah sasaran yang diinginkannya tercapai.
Pensiunan Jenderal, Said Nazir Mohammad, pengulas pertahanan yang berpusat di Islamabad, menyampaikan pandangan serupa.
"Turki memikul beban pengungsi sedangkan Uni Eropa tak mau menerima mereka," kata Nazir, yang menambahkan Ankara telah menghadapi ancaman dari PKK, yang menjadi sebab mengapa Turki ingin menciptakan zona aman di sepanjang perbatasannya guna menjamin kepulangan aman para pengungsi.
Zona aman di dekat perbatasan Turki, katanya, sesungguhnya diciptakan oleh PBB, tapi ditantang oleh Da'esh, Militer Suriah, organisasi yang berafiliasi kepada Al-Qaida dan oposisi moderat Kurdi.
"Karena YPG adalah cabang organisasi teror dan didukung oleh AS dan Israel, Turki khawatir terjadi Balkanisasi Suriah dengan satu negara Kurdi yang akan didirikan di sepanjang perbatasan tenggara dan timurnya," kata Nazir. Ia menyatakan Pakistan mesti beroperasi di daerah diplomasi abu-abu dan buat penyelesaian damai dengan tujuan menghormati kedaulatan wilayah semua negara.
Sumber: Anadolu Agency
Pewarta : Chaidar Abdullah
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB