Pekanbaru (ANTARA) - Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan penyebab kematian Dita, seekor gajah sumatera liar yang berkaki buntung, adalah akibat sakit. Meski begitu, penyebab pastinya masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim dokter terhadap bangkai hewan dilindungi tersebut.
"Perkiraan sementara kemungkinan sakit karena badannya utuh. Dia gajah betina tak ada gading jadi kemungkinan juga bukan mati akibat perburuan," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan tim dari BBKSDA Riau langsung menuju ke lokasi kematian gajah Dita di Balai Raja Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, untuk melakukan nekropsi atau bedah bangkai. Hasil identifikasi awal, lanjutnya memang benar bahwa bangkai tersebut adalah gajah Dita yang berusia lebih dari 25 tahun.
Baca juga: Gajah sumatera berkaki buntung Dita, ditemukan mati di Riau
Hal tersebut diperkuat dengan tanda fisik pada kaki kiri gajah yang buntung sebagian akibat pernah terkena jerat pada tahun 2014.
"Perkiraan kematian, identifikasi diperkirakan sudah lima hari. Hasil lengkap nanti setelah tim medis melakukan nekropsi untuk memastikan penyebab kematiannya," ujar Suharyono.
Gajah malang tersebut selama ini menderita karena kaki kiri bagian depan tidak utuh lagi pada bagian tapaknya akibat terkena jerat pada sekitar tahun 2014. Pegiat lingkungan bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berulangkali mengobati gajah betina tersebut dan akhirnya memberi nama Dita.
Suharyono menyatakan pengobatan pernah dilakukan pada 2014 hingga 2017. Namun, luka itu tidak kunjung sembuh dan menyebabkan kaki kiri Dita buntung.
Lokasi matinya gajah merupakan bagian dari Suaka Margasatwa Balai Raja yang kondisinya banyak beralih fungsi dari hutan menjadi permukiman warga, kantor pemerintahan dan kebun kelapa sawit. Habitat asli gajah sumatera sudah tidak lagi hutan, dan satwa bongsor tersebut kerap dianggap warga sebagai hama yang merusak kebun kelapa sawit.
Baca juga: Gajah tertua dikerahkan untuk halau "Kelompok 11", begini penjelasannya
Baca juga: Api dekati kamp Flying Squad, gajah sumatera di Tesso Nilo stres akibat Karhutla
Baca juga: Konflik gajah liar di Riau meningkat dua kali lipat, ini rinciannya
Berita Lainnya
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Gajah sumatera lahir di TWA Buluh Cina
05 November 2024 16:35 WIB
Sengarun, gajah tertua yang tangani puluhan konflik di Riau
28 June 2024 15:21 WIB
Kabar gembira, anak gajah Sumatera lahir di Bengkalis
08 April 2024 20:47 WIB
Polisi periksa eksternal dan internal TNTN terkait matinya gajah Rahman
25 March 2024 22:59 WIB
Warga Pangkalan Kuras diserang gajah liar yang masuk kebun
24 March 2024 20:26 WIB
Dua bulan berlalu, polisi masih selidiki kematian gajah Rahman dengan periksa 12 saksi
18 March 2024 19:25 WIB
Menyapa kembali gajah-gajah Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Lampung
27 January 2024 14:48 WIB