KUD Makmur Lestari Riau terima Rp8 miliar hibah peremajaan sawit, begini penjelasannya
Kampar, Riau (ANTARA) - Koperasi Unit Desa (KUD) Makmur Lestari di Kabupaten Kampar mendapatkan hibah sebesar Rp8 miliar untuk peremajaan tanaman kelapa sawit dari pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan-Kelapa Sawit (BPDP-KS) pada tahun 2019.
Penanaman perdana peremajaan sawit berlangsung di lahan KUD Makmur Lestari di Desa Kenantan Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Rabu.
"Namanya saja sudah menjanjikan ini (KUD) Makmur, makmur berkelanjutan semoga terus seperti itu," kata Ketua Dewan Pengawas BPD-PKS, Rusman Heriawan.
Ia berharap ini jadi momentum awal bagi kemitraan strategis karena program peremajaan sawit yang dimulai sejak 2016 kurang optimal. Selama tiga tahun prioritas awal untuk petani swadaya, ia mengatakan lama-lama petani swadaya habis karena masalah mereka untuk ikut program peremajaan banyak.
"Presiden Jokowi (Joko Widodo) tegur kita kenapa peremajaan sawir rakyat jalan di tempat. Karena itu kita cari model baru untuk program ini," katanya.
Penanam perdana tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan perjanjian kerjasama pada Februari 2019 lalu antara Koperasi Unit Desa (KUD) Makmur Lestari, PT BRI Agroniaga, Tbk serta BPDP-KS, Sinar Mas Agribusiness and Food melalui anak usahanya yang beroperasi di wilayah Riau, PT Ramajaya Pramukti.
Perjanjian ini mengatur pemberian dana hibah peremajaan kebun kelapa sawit dengan total lebih dari Rp8 miliar dari BPDP-KS untuk petani kelapa sawit anggota KUD.
"Semoga ini jadi contoh kemitraan strategis ini, dicontoh perusahaan lain untuk mempercepat program peremajaan sawit rakyat," katanya.
Tahap pertama peremajaan telah dilakukan di kebun plasma anggota KUD Makmur Lestari di Desa Kenantan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar seluas 322 hektar (145 petani) dari total sekitar 32.000 hektar kebun plasma binaan perusahaan di Riau. Program peremajaan sawit ini akan dilakukan secara bertahap dari tahun 2019 hingga 2027 untuk seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Asosiasi petani sawit Riau sepakat musuhi pembakar lahan, begini penjelasannya
CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Riau, Franciscus Costan, menyatakan tantangan yang dihadapi para petani plasma adalah tanaman yang sudah berusia tua sudah terlalu tinggi, sehingga produktivitas menurun dan memerlukan biaya panen yang cukup mahal.
“Dengan melakukan peremajaan kebun sawit melalui praktik agronomi yang baik, kami dapat membantu petani meningkatkan produktivitasnya tanpa harus membuka lahan baru. Mereka juga dapat bekerja sesuai standar rasio tenaga kerja dan mendapatkan upah sesuai ketentuan yang berlaku," katanya.
Selain itu, ia mengatakan petani plasma juga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh sertifikasi ISPO yang sangat penting sebagai standar wajib tata kelola perkebunan sawit.
Saat ini kondisi harga Crude Palm Oil (minyak sawit mentah) relatif rendah dan petani dapat meminimalisir hilangnya pendapatan jika melakukan peremajaan kebun sawit sekarang juga. Ketika tanaman memasuki masa panen nanti, lanjutnya produktivitasnya akan lebih tinggi karena menggunakan bibit yang lebih baik serta didukung oleh pengetahuan dan pengalaman dari para ahli di Sinar Mas Agribusiness and Food.
“Perusahaan siap mendukung program peremajaan perkebunan kelapa sawit baik milik petani plasma maupun petani swadaya yang tengah digalakkan pemerintah, untuk meningkatan produktivitas kebun kelapa sawit dan kesejahteraan para petani serta tetap konsisten menjaga lingkungan," ujarnya.
Sementara itu petani plasma sekaligus Ketua KUD Makmur Lestari Sudirman menjelaskan bahwa kelapa sawit merupakan tulang punggung ekonomi para petani.
"Peremajaan kebun memerlukan biaya yang besar. Dana hibah dari BPDP-KS untuk program ini sangat membantu petani khususnya anggota KUD. Perusahaan juga sebagai mitra usaha strategis yang memfasilitasi dan melakukan pendampingan proses pengajuan hingga mendapatkan dana hibah tersebut," kata Sudirman.
Sementara itu, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menyambut baik terealisasinya penanaman perdana program peremajaan kelapa sawit ini sebagai upaya menjaga sawit sebagai komoditas strategis nasional tetap berkelanjutan.
"Kami sangat mendukung terlaksananya program ini dan tentu saja dukungan dari pihak perusahaan swasta sebagai mitra petani sangatlah penting. Program ini dapat meningkatkan pengetahuan serta keahlian para petani dalam praktik budidaya sawit dan memperbaiki kesejahteraan hidup mereka," kata Sugeng.
Baca juga: Harga CPO Riau turun Rp30,55/Kg
Baca juga: VIDEO - Truk kelapa sawit terguling di Rohil. Begini nasib Burhan sang sopir
Penanaman perdana peremajaan sawit berlangsung di lahan KUD Makmur Lestari di Desa Kenantan Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Rabu.
"Namanya saja sudah menjanjikan ini (KUD) Makmur, makmur berkelanjutan semoga terus seperti itu," kata Ketua Dewan Pengawas BPD-PKS, Rusman Heriawan.
Ia berharap ini jadi momentum awal bagi kemitraan strategis karena program peremajaan sawit yang dimulai sejak 2016 kurang optimal. Selama tiga tahun prioritas awal untuk petani swadaya, ia mengatakan lama-lama petani swadaya habis karena masalah mereka untuk ikut program peremajaan banyak.
"Presiden Jokowi (Joko Widodo) tegur kita kenapa peremajaan sawir rakyat jalan di tempat. Karena itu kita cari model baru untuk program ini," katanya.
Penanam perdana tersebut sebagai tindak lanjut dari penandatanganan perjanjian kerjasama pada Februari 2019 lalu antara Koperasi Unit Desa (KUD) Makmur Lestari, PT BRI Agroniaga, Tbk serta BPDP-KS, Sinar Mas Agribusiness and Food melalui anak usahanya yang beroperasi di wilayah Riau, PT Ramajaya Pramukti.
Perjanjian ini mengatur pemberian dana hibah peremajaan kebun kelapa sawit dengan total lebih dari Rp8 miliar dari BPDP-KS untuk petani kelapa sawit anggota KUD.
"Semoga ini jadi contoh kemitraan strategis ini, dicontoh perusahaan lain untuk mempercepat program peremajaan sawit rakyat," katanya.
Tahap pertama peremajaan telah dilakukan di kebun plasma anggota KUD Makmur Lestari di Desa Kenantan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar seluas 322 hektar (145 petani) dari total sekitar 32.000 hektar kebun plasma binaan perusahaan di Riau. Program peremajaan sawit ini akan dilakukan secara bertahap dari tahun 2019 hingga 2027 untuk seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Asosiasi petani sawit Riau sepakat musuhi pembakar lahan, begini penjelasannya
CEO Perkebunan Sinar Mas Agribusiness and Food wilayah Riau, Franciscus Costan, menyatakan tantangan yang dihadapi para petani plasma adalah tanaman yang sudah berusia tua sudah terlalu tinggi, sehingga produktivitas menurun dan memerlukan biaya panen yang cukup mahal.
“Dengan melakukan peremajaan kebun sawit melalui praktik agronomi yang baik, kami dapat membantu petani meningkatkan produktivitasnya tanpa harus membuka lahan baru. Mereka juga dapat bekerja sesuai standar rasio tenaga kerja dan mendapatkan upah sesuai ketentuan yang berlaku," katanya.
Selain itu, ia mengatakan petani plasma juga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh sertifikasi ISPO yang sangat penting sebagai standar wajib tata kelola perkebunan sawit.
Saat ini kondisi harga Crude Palm Oil (minyak sawit mentah) relatif rendah dan petani dapat meminimalisir hilangnya pendapatan jika melakukan peremajaan kebun sawit sekarang juga. Ketika tanaman memasuki masa panen nanti, lanjutnya produktivitasnya akan lebih tinggi karena menggunakan bibit yang lebih baik serta didukung oleh pengetahuan dan pengalaman dari para ahli di Sinar Mas Agribusiness and Food.
“Perusahaan siap mendukung program peremajaan perkebunan kelapa sawit baik milik petani plasma maupun petani swadaya yang tengah digalakkan pemerintah, untuk meningkatan produktivitas kebun kelapa sawit dan kesejahteraan para petani serta tetap konsisten menjaga lingkungan," ujarnya.
Sementara itu petani plasma sekaligus Ketua KUD Makmur Lestari Sudirman menjelaskan bahwa kelapa sawit merupakan tulang punggung ekonomi para petani.
"Peremajaan kebun memerlukan biaya yang besar. Dana hibah dari BPDP-KS untuk program ini sangat membantu petani khususnya anggota KUD. Perusahaan juga sebagai mitra usaha strategis yang memfasilitasi dan melakukan pendampingan proses pengajuan hingga mendapatkan dana hibah tersebut," kata Sudirman.
Sementara itu, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto menyambut baik terealisasinya penanaman perdana program peremajaan kelapa sawit ini sebagai upaya menjaga sawit sebagai komoditas strategis nasional tetap berkelanjutan.
"Kami sangat mendukung terlaksananya program ini dan tentu saja dukungan dari pihak perusahaan swasta sebagai mitra petani sangatlah penting. Program ini dapat meningkatkan pengetahuan serta keahlian para petani dalam praktik budidaya sawit dan memperbaiki kesejahteraan hidup mereka," kata Sugeng.
Baca juga: Harga CPO Riau turun Rp30,55/Kg
Baca juga: VIDEO - Truk kelapa sawit terguling di Rohil. Begini nasib Burhan sang sopir