Pekanbaru (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi regional Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) telah menyerap 77 persen panen petani hingga September 2019 dari target tahunan yang ditetapkan sebesar 4.400 ton.
"Kanwil Bulog Riau telah menyerap produksi petani kurang lebih 3.400 ton untuk tahun ini," kata Kepala Perum Bulog Divre Riau-Kepri Abdul Muis S Ali di Pekanbaru, Senin.
Abdul Muis S Ali menjelaskan, serapan ini akan bertambah lagi hingga menjelang Desember, dikarenakan masih ada beberapa wilayah di Riau-Kepri yang akan panen padi.
"Kami optimistis hingga akhir tahun 2019 target serapan gabah petani sebanyak 4.000 ton akan terpenuhi," tuturnya.
Abdul Muis S Ali mengatakan, walau Provinsi Riau dan Kepri bukan daerah penghasil padi, namun untuk menjalankan amanat pemerintah pusat untuk menjaga harga jual di tingkat petani, pihaknya harus berupaya memaksimalkan penyerapan.
"Walaupun dua provinsi ini bukanlah daerah sentra penghasil gabah, kami akan memaksimalkan serapan beras para petani sehingga target kami bisa tercapai," ujar Muis sapaan awak media.
Menurut Muis, penetapan target serapan gabah ini disamakan dengan target tahun 2018, karena mengingat luas lahan tanam yang tidak jauh beda.
"Target ini kami tetapkan sama dengan tahun lalu mengingat produksi diperkirakan tidak jauh beda," imbuhnya.
Walau diakui Muis, tahun 2018 lalu pihaknya hanya mampu menyerap beras petani sebanyak 2.500 ton saja. Jauh dari target yang ditetapkan yakni 4.000 ton.
"Karena persoalan harga gabah dan beras di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP)," ujarnya.
Menurutnya, HPP terhadap gabah masyarakat masih jauh lebih rendah ketimbang harga pasaran. Artinya petani mampu menjual hasil pertaniannya ke pengumpul dari pihak swasta dengan harga lebih tinggi.
HPP 2017 yang ditetapkan Rp7.300 per kilogram. Untuk mengimbangi harga pasaran pembelian beras, sesuai instruksi pemerintah pada 2018 HPP juga telah dinaikkan menjadi Rp8.030 per kilogram.
"Namun belum bisa mengatasi hal itu, karena petani mampu menjual lebih dari itu ke swasta, sehingga lebih memilih mereka," tuturnya.
Meski demikian ditambahkannya, Bulog tetap komit untuk memantau harga gabah dan beras di tingkat petani terutama musim panen raya.
Dengan demikian saat harga jatuh dan masih sesuai HPP, Bulog akan turun ke lapangan menampung semua panen raya petani agar tidak merugi.
"Saat ini harga gabah di Riau rata-rata di atas Rp5.000/kg dan beras di atas Rp8.800/kg," katanya.
Baca juga: Bulog Riau-Kepri bagikan 2.000 masker bagi warga Pekanbaru
Data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau merilis, produksi padi di Provinsi Riau sejak Januari sampai September 2018 mencapai 344 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG).
BPS Provinsi Riau mencatat berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan BPS, produksi tersebut dihasilkan dari 82,8 ribu hektare lahan sawah yang ada di seluruh daerah di Riau.
Luas lahan panen yang disurvei berdasarkan KSA, potensi produksi padi di Riau pada bulan Oktober diperkirakan sebesar 1,6 ribu hektare, November 0,76 ribu hektare dan Desember 8,6 ribu hektare.
Bila angka luas panen Januari sampai September digabung dengan angka perkiraan Oktober sampai Desember total luas lahan panen padi Riau pada tahun 2018 mencapai 93,8 ribu hektare.
Data mencatat total produksi padi di Riau selama Januari sampai September 2018 didominasi oleh tiga kabupaten dengan produksi tertinggi terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir 109,9 tibu ton, Rokan Hilir 69,6 ton, dan Kuantan Singingi 45,6 ribu ton.
Baca juga: Bulog Riau-Kepri sebar 100-150 ton beras hadapi musim paceklik