Pekanbaru, 5/12 (ANTARA) - Insiden kaburnya 28 orang imigran gelap Afghanistan dari Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Riau, diduga kuat turut melibatkan sindikat penyelundup manusia (human trafficking), kata Kepala Rudenim Pekanbaru, Yanizur..
"Saya yakin ada sindikat penyelundup manusia yang menjemput mereka sehingga para imigran nekat kabur dari Rudenim," kata Kepala Rudenim Pekanbaru, Yanizur, kepada ANTARA di Pekanbaru, Minggu.
Sebanyak 28 imigran gelap Afghanistan kabur dengan menggali terowongan dari sel tahanan hingga ke luar tembok tahanan setinggi tujuh meter pada Sabtu (4/12) malam.
Petugas Rudenim baru berhasil menangkap seorang imigran yang kabur, Muhammad Jalile (28), di semak-semak yang jaraknya tak jauh dari Rudenim pada Minggu (5/12) hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Menurut Yanizur , para imigran yang kabur seluruhnya adalah pencari suaka ke Australia. Para anggota sindikat itu memperalat keinginan warga Afghanistan yang ingin keluar dari negaranya karena perang tak berkesudahan.
"Bagaimana mereka bisa bertahan di luar sana tanpa ada bantuan sindikat itu. Para imigran itu kabur hanya membawa sehelai baju dan banyak yang tak bisa Bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris," ujar Yanizur.
Ia mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan imigrasi di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru untuk mempersempit ruang gerak para imigran yang kabur.
Menurut dia, peristiwa kaburnya tahanan sudah terjadi sebanyak lima kali dalam kurun 2009-2010. Sebelumnya, imigran gelap juga pernah kabur pada 28 Juni 2009 sebanyak 37 orang dengan cara memanjat tembok tahanan dengan kain sarung. Selanjutnya, 11 orang imigran juga kabur pada 7 September 2009.
Sebanyak 30 orang imigran gelap kembali kabur pada 25 September 2009, dua hari setelah Idul Fitri. Bahkan, sebelumnya tiga orang imigran gelap juga kabur dari Rudenim sehari setelah peringatan Hari Dharma Karyadhika pada 30 Oktober 2010.