Pekanbaru, 29/11 (ANTARA) - Badan Urusan Logistik Riau mengakui saat ini masuk ke Provinsi Riau sebanyak 20.000 ton beras mpor asal Vietnam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.
"Di akhir tahun ini Riau mendapat kiriman beras impor Vietnam sebanyak 20.000 ton," ungkap Humas Bulog Riau Andi Patris senin, di Pekanbaru.
Ia menjelaskan, dilakukannya impor beras ini terkait dengan kondisi Riau yang merupakan daerah devisit beras. Selama ini pemenuhan beras Riau dialokasikan dari wilayah Indonesia yang menghasilkan beras seperti pulau Jawa.
"Akan tetapi akibat di sentra penghasil beras saat ini juga sedang mengalami devisit karena musim panen belum tiba, maka pengiriman beras ke Riau tidak mencukupi," terangnya.
Menurutnya, impor beras kali ini berasal dari Vietnam dengan kualitas beras medium 15 persen broken. "Impor dilakukan secara bertahap pada lima kali pengiriman melalui kapal laut. Dua kapal sudah bongkar dengan total 7.200 ton dan sudah di terima Divisi Regional (Divre Riau)," terangnya.
Tiga kapal lagi saat ini sedang bersandar di pelabuhan Dumai dan akan bongkar dengan jumlah 12.800 ton. "Beras-beras ini akan di kirim ke divre-divre yang ada di Riau dan disimpan di sana," tegasnya.
Ia menambahkan, dengan masuknya impor beras ini nantinya maka kebutuhan beras Riau akan terpenuhi hingga 4 bulan mendatang.
"Jadi kebutuhan beras hingga akhir tahun akan aman, dan bahkan stok beras ini bisa bertahan hingga awal tahun depan menunggu musim panen tiba di daerah sentra penghasil beras," tambahnya.
Ia mengharapkan masuknya beras impor ini akan dapat menekan harga beras yang belakangan melambung. Berdasarkan data yang dikumpulkan Senin, saat ini harga beras di Riau pada umumnya sudah menembus harga Rp9.000 untuk beras kualitas bagus. Sementara untuk beras kualitas medium sekelas beras Bulog atau IR 16 kini dijual seharga Rp8.000 per kilogramnya.