35 titik panas kepung Riau

id BMKG, Karhutla, Riau

35 titik panas kepung Riau

Petugas dari  Satgas Karhutla Provinsi Riau berusaha memadamkan bara api yang membakar lahan gambut di Desa Karya Indah, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (26/07/2019). Tim Satgas Karhutla terus melakukan upaya pemadaman di sejumlah daerah agar kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau tidak semakin meluas. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/wsj.

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 35 titik panas yang mengindikasikan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Sabtu.

Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen sebagai indikator terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Kahrutla) yang terpantau melalui citra satelit Terra dan Aqua itu merupakan yang terbanyak di wilayah Pulau Sumatera.

"Di Pulau Sumatera hari ini terdeteksi 54 titik panas. Sebagian besar diantaranya menyebar di Riau dengan jumlah mencapai 35 titik," kata Staf Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin di Pekanbaru.

Selain Riau, titik panas juga terdeteksi di Provinsi Lampung dengan jumlah total mencapai 12 titik. Selanjutnya titik panas turut terdeteksi di Jambi tiga titik, Sumatera Selatan dua titik, dan Sumatera Barat serta Bengkulu masing-masing satu titik panas.

Sementara itu, 35 titik panas di Riau menyebar di Pelalawan 23 titik, Siak sembilan titik, Indragiri Hilir dua titik dan Indragiri Hulu satu titik. BMKG menyatakan dari 35 titik panas di Riau, 24 diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya Karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

"Titik api terbanyak berada di Pelalawan dengan 19 titik dan Siak lima titik," ujarnya.

Sejak awal pekan ini, Pelalawan dan Siak merupakan dua kabupaten yang mengalami kebakaran cukup parah. Di Pelalawan, puluhan titik api menyebar di Kecamatan Langgam dan Pangkalan Kuras. Sementara di Siak, titik api masih bertebaran hingga menghanguskan puluhan hektare lahan gambut di Kota Istana itu.

Akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda Riau, kualitas udara di Bumi Lancang Kuning itu terus menurun. Bahkan, pada medio pekan ini kabut asap tipis sempat menyelimuti Kota Pekanbaru. Warga pun mulai menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar rumah untuk tetap menjaga kesehatan mereka.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger menuturkan satuan tugas Karhutla terus berjibaku melakukan pemadaman di lokasi titik-titik api. Satgas bekerja siang malam dan tidak hanya mengandalkan tim darat, melainkan juga tim udara melalui operasi pengeboman air.