Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan ASN Pemprov Jabar telah mengumpulkan sedekah melalui rekening Jabar Peduli sebesar Rp1,4 miliar turut membebaskan Ety binti Toyyib Anwar, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Majalengka, dari ancaman hukuman mati atau qisas.
"Alhamdulillah terkumpul sedekah dari ASN Pemprov Jabar yang dilakukan dua tahap. Tahap pertama terkumpul Rp1 miliar dan sudah ditransfer. Tahap kedua terkumpul Rp400 juta," kata Gubernur Emil, Sabtu.
Dia mengatakan Pmerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat telah berupaya semaksimal mungkin turut membebaskan Ety binti Toyyib Anwar.
Baca juga: Empat warga Indonesia ditahan di Makau
Pada 2001 Ety bekerja di Kota Taif, Arab Saudi dan dipenjara karena disangka meracuni majikannya, Faisal al Ghamdi. Selama hampir 19 tahun penantian, Ety terus dibayangi hukuman mati.
Menurut Gubernur Ridwan Kamil, pada Mei 2019 dirinya mendapat laporan dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menerima surat dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Jeddah perihal penggalangan dana diyat untuk membebaskan Ety dari hukuman mati.
"KJRI berkoordinasi dengan Lajnah Awfu Taif untuk memastikan dana diyat buat Ety yang ditransfer Pemerintah via KBRI Riyadh telah masuk ke penanggung jawab rekening di sana, yaitu kantor gubernur Riyadh," kata Emil.
Keluarga al Ghamdi mengajukan uang tebusan atau dana diyat kepada hakim yang mengadili Ety.
Pada awalnya, lanjut Emil, hakim memutuskan dana diyat sebesar 30 juta real namun setelah melalui proses panjang, diyat turun menjadi lima juta real.
"Dan setelah dinegosiasikan lagi disepakati diyat empat juta real," kata Emil.
Emil menceritakan, sejak kesepakatan itu, KJRI berupaya menggalang dana untuk membayar diyat empat juta real atau sekitar Rp15,2 miliar.
Pemerintah berpacu dengan waktu, karena jika dana diyat tersebut tidak terpenuhi maka Ety akan dihukum mati dengan cara dipancung.
"Pemprov Jabar tidak tinggal diam. Kami pun menggalang dana untuk pembebasan Ety. Pada bulan Ramadan lalu saya bertemu dengan Dubes Arab Saudi meminta pengampunan untuk Ety," katanya.
Namun karena diyat keburu terpenuhi, dana tahap kedua ini masih ada di rekening Jabar Peduli.
"Dikarenakan dana diyat sudah terpenuhi, shodaqoh yang Rp400 juta dari ASN tetap tersimpan di rekening Jabar Peduli," kata Emil.
Emil juga telah meminta Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jabar dan pihak perbankan terutama Bank BJB agar dapat mengeluarkan shodaqohnya.
"Kami juga selalu berkoordinasi dengan Pemkab Majalengka untuk penggalangan dana ini," katanya.
Hingga kini, Disnakertrans Jabar tetap berkomunikasi dengan KJRI untuk menunggu proses administrasi Mahkamah Pengampunan sampai akhirnya Ety binti Toyyib Anwar dapat dipulangkan ke Tanah Air.
"Semoga cepat-cepat bisa pulang ke Majalengka," ujar Gubernur Emil.
Baca juga: Imigrasi tolak keberangkatan 130 WNI ke luar negeri lewat Riau. Begini alasannya
Baca juga: 81 TKI Dideportasi Mandiri Lewat Pelabuhan Dumai
Pewarta : ASJ
Berita Lainnya
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB