Siak, Riau (ANTARA) - Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead meminta masyarakat di Kabupaten Siak, Riau, menjaga lahan gambutnya agar tidak terbakar mengingat prakiraan BMKG musim kemarau 2019 akan lebih kering dan panjang.
“Alhamdulillah asap tidak lagi menjadi momok. Ada kebakaran tetapi tidak besar dan membuat payah. Saya harap (gambut) bisa dijaga, karena BMKG bilang musim kemarau 2019 memang lebih kering dan panjang,” kata Kepala BRG Nazir Foead mengawali Forum Group Discussion Pilot Uji Penanaman Komoditi Ramah Gambut lahan TORA Kabupaten Siak di Siak, Riau, Selasa.
Lebih lanjut ia mengatakan jika dibandingkan negara lain, seperti Amerika Serikat yang tahun lalu mengalami kebakaran hutan hingga tiga juta hektare (ha), sementara di Indonesia terbakar sekitar 400.000-500.000 ha memang ada peningkatan dibanding 2017 yang mencapai sekitar 170.000 ha.
Riau, menurut dia, memang lebih istimewa karena setengahnya lahan berupa gambut. Hingga 2019, jika dibandingkan provinsi lain, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memang lebih tinggi, karenanya perlu mengajak semua pemangku kepentingan termasuk pengusaha untuk bersama mengurangi risiko kebakaran.
Kesiapsiagaan perlu ditingkatkan guna menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan gambut di Provinsi Riau. BPBD Riau melaporkan sampai pertengahan tahun ini, lebih dari 3000 ha lahan di Provinsi Riau terbakar.
Kerja berat merestorasi gambut yang rusak akibat pengeringan dan kebakaran tidak hanya sekadar membangun sekat kanal untuk pembasahan, namun Nazir mengatakan juga perlu memfasilitasi petani dan para pihak melakukan budi daya pertanian ramah gambut.
Kerusakan yang terjadi dalam periode lama, memerlukan proses pemulihan yang panjang, lanjutnya.
Badan Restorasi Gambut melakukan pilot uji coba penanaman komoditi ramah gambut di lahan Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) Kabupaten Siak seluas 10 ha.
Dalam program TORA di Kabupaten Siak ini, BRG bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten Siak, akademisi, lembaga penelitian pertanian dan kehutanan, konsorsium LSM serta BNPB mencoba merealisasikan rekomendasi budidaya ramah gambut dengan empat komoditi kopi liberika, ubi kayu, nanas, jagung dan meranti belangiran.
“Tugas BRG tidak hanya membasahi gambut, mencegah asap, tapi juga mengupayakan masyarakat bisa manfaatkan ekosistem gambut dengan cara yang ramah gambut,” kata Nazir.
Baca juga: Siak tuan rumah Jambore Gambut 2020
Baca juga: Pemkab Siak tanam 1000 bibit mangrove di Kampung Kayu Ara Permai