Pekanbaru (ANTARA) - Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, begitu rahasianya kehidupan ini sehingga meski kita sudah sedemikian hati-hati, kadang masih juga tertimpa musibah dan begitulah yang dialami Rosmaniar (89) peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang menderita diabetes.
Rosmaniar yang akrab disapa Ros itu, merupakan pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) di kelas 2. Ros sendiri sudah lama mengidap Diabetes Melitus (DM), di mana jika seseorang mengidap DM dan mengalami luka, maka luka tersebut lama bahkan sulit sembuh.
Baca juga: BPJS-Kes Pekanbaru jamin Layani JKN-KIS bagi pemudik mulai H-7 hingga H+7
Luka juga dapat memburuk lebih cepat sehingga menimbulkan infeksi dan selama ini untuk sakit DM ini, Ros hanya makan obat saja, dan dia tinggal di rumah bersama Syafrial dan menantunya Rini.
Sebelum memasuki bulan puasa silam, Ros jatuh di kamar mandi dan mengalami luka pada kaki kanan di bagian jari tengah. Mulanya Ros dan keluarga hanya membiarkan luka tersebut. Semakin lama luka tidak menunjukkan pemulihan, akhirnya Ros dibawa keluarga ke Klinik KPR di daerah Perawang.
Menurut Syafrial, ibunya sudah enam kali berobat ke klinik tersebut namun masih belum menujukkan kesembuhan. Malahan lukanya menyebar hingga ke jari jempol kaki. Oleh klinik, Emak saya kemudian dirujuk ke RS Syafira di Pekanbaru pada Rabu (22/05).
"Pada Kamis (23/05), kami baru membawa Emak ke RS Syafira, dan oleh dokter bagian jari Emak yang luka itu sudah infeksi dan harus diamputasi.Setelah berkonsultasi lebih lanjut, pihak keluarga setuju dan operasi akan dilakukan selesai Isya," katanya.
Syafrial mengatakan, operasi selesai sekitar pukul 24.00 WIB dan berjalan dengan lancar.
"Alhamdulillah, operasi Emak tak ada hambatan. Sejak dirujuk kemarin, kemudian sorenya Emak langsung diperiksa dokter dan selesai Isya dioperasi, rasanya ndak ada yang lama. Biasa aja, dan termasuk cepatlah penanganannya,” ujar Rini.
Jika tidak ada komplikasi serius atau kondisi Emak baik-baik saja, rencananya Emak akan kembali ke Perawang pada Sabtu (1/6) setelah nanti pihak keluarga tentunya selesai mengurus administrasi di RS Syafira.
Saat dikonfirmasi terkait tambahan iur biaya, Rini mengaku tidak ada.
"Apa ya paling biaya transportasi, hahaha. Kalau yang disuruh-suruh bayar gitu sih ndak ada, karena memang kami sesuai prosedur. Jadi tidka bayar, apalagi perawatan Emak juga tidak ada naik kelas. Yang terasa memberatkan, munkin ya, jika Emak tidak punya kartu JKN-KIS. Alhamdulillah amputasi Emak tertolong berkat JKN-KIS," kata Rini sambil memamerkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik Emak.
Baca juga: Gubernur Riau komit untuk dorong honorer jadi peserta JKN-KIS
Baca juga: BPJS Kesehatan terapkan Close Payment System Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB