Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta kepada para menterinya agar konflik lahan di sejumlah daerah dapat segera diselesaikan.
"Kejadian-kejadian itu ada semuanya dan saya minta diselesaikan secepat-cepatnya, dituntaskan agar rakyat memiliki kepastian hukum ada rasa keadilan dan apa pun," kata Presiden Joko Widodo di kantor presiden Jakarta, Jumat.
Baca juga: DPD: Ketidakpastian Tanah Adat Picu Konflik
Presiden menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan topik Percepatan Penyelesaian Masalah Pertanahan yang dihadiri oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Soemarno dan menteri kabinet lainnya.
"Masalah pertanahan ini terus saya alami setiap ke daerah baik saat membagi sertifikat maupun kunjungan-kunjungan ke kampung ke desa. Selalu ada yang membisiki kepada saya atau menemui kepada saya mengenai terjadinya sengketa lahan, sengketa tanah, baik itu rakyat dengan perusahaan swasta, rakyat dengan BUMN maupun juga rakyat dengan pemerintah," tambah Presiden.
Presiden menyebutkan salah satu sengketa tanah terakhir yang ia temukan adalah konflik antara rakyat dengan PT Perkebunan di Kabupaten Kampar, Riau.
Presiden pun memerintahkan agar perusahaan BUMN yang mendapat konsesi lahan dengan desa yang ada di tengah konsesi itu segera memberikan bagian konsesi ke masyarakat.
"Saya pernah menyampaikan konsesi yang diberikan kepada swasta maupun kepada BUMN kalau di tengahnya ada desa, ada kampung yang sudah bertahun-tahun hidup di situ kemudian mereka malah menjadi bagian dari konsesi itu ya siapapun pemilik konsesi itu berikan, berikan kepada masyarakat kampung desa kepastian hukum," tambah Presiden.
Ia mengancam, BUMN yang tidak taat perintahnya akan dicabut konsesinya.
"Kalau yang diberi konsesi sulit-sulit cabut konsesinya. Saya sudah perintahkan ini cabut suruh konsesinya! Tegas! Rasa keadilan dan kepastian hukum harus dinomorsatukan. Sudah jelas di situ sudah hidup lama di situ malah kalah dengan konsesi yang baru saja diberikan," jelas Presiden.
Langkah-langkah sistematik dalam memperbaiki kebijakan dan tata kelola tanah ini menurut Presiden juga sudah dilaksanakan dengan baik oleh BPN.
"Tetapi karena masalahnya terjadi di hampir semua provinsi kabupaten kota ini agar cara-cara yang sistemik yang tersistem bisa menyelesaikan semuanya satu persatu," ungkap Presiden.
Selanjutnya Presiden juga meminta implementasi kebijakan satu peta.
"Nanti juga akan banyak menyelesaikan masalah-masalah yang ada, saya juga perintahkan untuk terus melanjutkan program sertifikasi tanah untuk rakyat, PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap) dari 5-7 juta sertifikat kita harapkan di 2024-2025 persertifikatan di seluruh tanah air akan selesai semuanya," ungkap Presiden.
Baca juga: Ketidakpastian Batas Wilayah Picu Konflik Tanah Adat, Penyebabnya ini Menurut Instiawati Ayus
Baca juga: Rawan Konflik, Camat-Lurah Dumai Diminta Teliti Dalam Urusan Surat Tanah
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Berita Lainnya
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo paparkan bahasan rapat gabungan pimpinan
17 May 2024 12:21 WIB
Avril Lavigne tanggapi soal dirinya telah digantikan oleh "body double"
17 May 2024 12:15 WIB
Resep minuman cincau hitam yang mudah dibuat ala Cap Panda
17 May 2024 12:08 WIB
Adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un tampik kecurigaan ekspor senjata ke Rusia
17 May 2024 11:59 WIB
Kotawaringin Timur dapat bantuan benih jagung Kementan untuk tanam 390 ha
17 May 2024 11:53 WIB
DKPPU Kemenhub kawal kelaikan pesawat pengangkut jamaah calon haji Embarkasi Solo
17 May 2024 11:47 WIB
Aldila Sutjiadi melaju ke babak kedua WTA 125 Trophee Clarins di Paris
17 May 2024 11:31 WIB
Pemda bersama OJK dan BRK Syariah gelar business matching
17 May 2024 10:11 WIB