Dumai, 5/10 (ANTARA) - Serombongan wartawan media cetak dan elektronik lokal Kota Dumai, Riau, menyatakan "kemarahannya" kepada seorang anggota dewan yang telah menuliskan kata-kata pelecehan terhadap profesi jurnalis yang terkesan "mata duitan".
Kata-kata yang bernada melecehkan frofesi wartawan itu ditulis Sucahyo, anggota DPRD Kota Dumai dalam situs jaringan sosial, facebook.
"Kami selaku wartawan tidak terima bentuk pelecehan profesi seperti itu," kata Toni, seorang wartawan televisi lokal yang ditemui saat acara peliputan pembubaran Panitia Pilkada Dumai 2010 di salah satu hotel berbintang di Jalan Sudirman Dumai, Selasa.
Toni yang didampingi puluhan wartawan lainnya beranggapan, kata-kata yang disampaikan melalui pesan facebook seorang wakil rakyat itu terlalu menyudutkan pofesi jurnalis sebagai juru tulis dan kameraman.
"Dalam tulisan itu kami terkesan seperti orang mata duitan," katanya menjelaskan.
Seorang wartawan lainnya, Razak, menambahkan, tidak sepantasnya seorang wakil rakyat yang menjadi panutan massa justru menunjukkan sikap yang kurang terpelajar.
"Kami sangat mengecam dan keberatan atas kata-kata yang ditulis anggota dewan itu, dan kami akan melakukan gugatan secara hukum," ucapnya menandaskan.
Dikatakan, dalam kata-kata yang ditulisnya itu, seorang anggota dewan bernama lengkap Sucahyo tidak hanya melecehkan wartawan sebagai insan pers yang ia sebut "mata duitan", namun juga merendahkan kalangan mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat.
"Kami akan melakukan aksi demo kalau dia tidak segera melontarkan kata maaf terhadap pers," kata Nurdianto, seorang wartawan media cetak yang lain.
Dari penelusuran ANTARA, terungkap bahwa anggota dewan Kota Dumai dari Fraksi Partai Demokrat itu menuliskan kalimat dalam suatu perbincangan dengan beberapa wakil rakyat yang lain.
Dalam perbincangan di facebook itu, Sucahyo menuliskan kata-kata sebagai berikut, "LSM atau mahasiswa sm aja gak pernah murni kalau melakukan aksi demo. Cb dikasih uang pasti diam.... gak jauh beda sama wartawan. hahahahaha."
"Didemo kan agar dewannya serius study bandingnya mas.. g hanya pergi jalan2...tapi g pernah buktikan hasil dari study bandingnya.. Jadi dewan memang g gampang Mas... tapi gak mungkin g enakkan mas... hehehehehe" jawab seorang rekannya.
"Ini kan real yg tjd, kl gak jd dewan aja semuanya. kalau gak kpn lg dewan jln2 alias happy. Kl utk happy kan gak ada anggarandr dewan mknya dibuat istilah study banding. Kt kn sdh byk keluarkan duit utk jd dewan," tulis Sucahyo, kembali menimpali.