Pekanbaru (ANTARA) - Akademisi dan peneliti yang tergabung dalam Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Riau (PSB-LPPM-UNRI) menggali potensi kearifan lokal budaya Melayu dalam upaya penyelamatan gambut dan peningkatan ekonomi di Bumi Lancang Kuning.
Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Haris Gunawan di Pekanbaru, Senin, mengatakan langkah yang diambil perguruan tinggi negeri terbesar di Riau tersebut sangat baik sebagai upaya mengurangi resiko bencana kabut asap akibat kebakaran gambut selain menggali sumber pendapatan baru.
"Riset tentang kearifan Melayu akan menjadi rujukan dalam penyelamatan gambut disertai dengan menggali potensi ekonomi," kata Haris yang juga akademisi Unri tersebut.
Namun begitu, ia menambahkan bahwa riset aksi restorasi gambut tropis yang ditelurkan harus dikomunikasikan dengan berbagai pihak sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dalam implementasi penyelamatan gambut.
LPPM Unri merupakan lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan akademisi. Lembaga itu mulai aktif melakukan riset dan pengembangan untuk kemaslahatan masyarakat sebagai bagian menuju visi Unri sebagai perguruan tinggi negeri riset sejak 2014.
Haris Gunawan sendiri sebelum menjadi salah satu deputi di BRG juga aktif sebagai ketua LPPM bidang pusat studi bencana. Untuk itu, dia kemudian berpendapat jika penelitian dalam menggali potensi kearifan lokal nantinya dapat dilakukan dengan temu kenal sebagai modal sosial penyelamatan gambut di tingkat akar rumput.
Ia menyampaikan hal tersebut usai mengikuti kegiatan Lustrum atau peringatan lima tahun PSB yang digelar pada pekan kemarin di Kampus Unri. Selain Haris, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh peneliti dari Kyoto University, Jepang, Prof Kei Mizuno.
Mizuno mengatakan langkah yang telah dilakukan Unri dapat dicontoh oleh perguruan tinggi lainnya dalam melakukan kegiatan riset sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dalam kegiatan yang turut dihadiri oleh Direktur PSB Unri Dr Sigit Sutikno serta rektor Unri 2006 hingga 2014 Prof Ashaluddin Jalil yang kini menjadi tim ahli BRG membuahkan sejumlah poin penting dalam percepatan penyelamatan gambut. Pertama perlunya dilakukan temu kenal kembali potensi kearifan lokal sebagai modal sosial pelaksanaan restorasi gambut di tingkat tapak.
Selanjutnya membangun kapasitas konservasi dan pemanfaatan vegetasi endemik gambut melalui riset temu kenal kembali keanekaragaman hayati, pembibitan, dan penanaman di berbagai wilayah di Provinsi Riau.
Kemudian melakukan riset dan aksi peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat tempatan wilayah berbasis gambut melalui pemberdayaan komoditas ramah gambut seperti lebah kelulut dan pengayaan kebun.
Baca juga: BRG pulihkan vegetasi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
Selanjutnya pemetaan kondisi hidrologi dan pembangunan proyek percontohan sekat kanal dan pemasangan sejumlah instrumen ukur tanah dan hidrologi . Melakukan pembinaan dan pengerahan relawan ke banyak desa berbasis lahan gambut di Provinsi Riau.
Menyelenggarakan berbagai forum diskusi atau pertemuan untuk membangun dan memperkuat kerjasama antar para pemangku kepentingan terkait restorasi gambut dan penuntasan bencana asap.
"Dengan rekomendasi tersebut diharapkan dapat menghidupkan kembali nafas akademik yang lebih membumi dan memberi manfaat bagi masyarakat Riau," kata Direktur PSB Unri, Dr Sigit.
Baca juga: BRG dan KLHK berbagi peran restorasi gambut
Berita Lainnya
PT CPI - BRG latih 10 desa kelola lahan tanpa bakar
24 October 2020 8:27 WIB
Mahasiswa UGM dan BRG lakukan penelitian ke PT NSP
10 October 2020 17:48 WIB
BRG ajak pemerintah desa untuk jaga infrastruktur pembasahan gambut
30 September 2020 13:09 WIB
BRG targetkan restorasi 11 ribu hektare gambut hingga akhir 2020
28 July 2020 17:05 WIB
Wujudkan ketahanan pangan di lahan rawan kebakaran
27 July 2020 21:03 WIB
Kepulauan Meranti selenggarakan Festival Sagu Nusantara 2020
14 March 2020 21:05 WIB
BRG gandeng PT KTU Siak bangun sekolah ladang
10 March 2020 15:52 WIB
Berharap pahit kopi usir api di gambut Kepulauan Meranti
16 December 2019 16:49 WIB