Pekanbaru, 9/8 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau menyatakan nilai tukar petani di Provinsi Riau tercatat 103,55 pada Juli 2010 atau turun 0,20 persen dibanding Juni yang mencapai 103,76 persen.
"Penurunan NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif melemah dan tingkat kehidupan petani juga menurun," kata Kepala BPS Riau Abdul Manaf di Pekanbaru, Senin.
Penurunan disebabkan indeks yang diterima petani sebesar 1,47 persen relatif lebih kecil dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 1,68 persen.
Komoditas yang memberi andil terbesar terjadi indeks harga yang diterima petani terjadi pada subsektor hortikultura antara lain naiknya harga cabe merah dengan andil 6,78 persen dan cabe rawit sebesar 1,57 persen.
Sementara komoditas yang memberi andil terbsar pada kenaikan indeks harga yang dibayar petani terjadi pada subsektor tanaman pangan yang disebabkan naiknya harga cabai merah sebesar 0,65 persen, telur ayam sebesar 0,32 persen, dan bawang merah sebesar 0,26 persen.
Ia mengatakan, inflasi di daerah pedesaan pada Juli sebesar 2,11 persen. Inflasi pedesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada semua produk kelompok konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 3,68 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,17 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,94 persen.
Selain itu, kontribusi juga diberikan kelompok sandang 0,42 persen, kelompok perumahan 0,42 persen, transportasi dan komunikasi 0,21 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen.
"Laju inflasi di daerah pededesaan Riau 'year-on-year' sebesar 5,68 persen, dan inflasi komulatif sebesar 3,37 persen," ujarnya.