Pekanbaru, 9/8 (ANTARA) - Gubernur Riau, H Rusli Zainal, menyatakan, hingga kini, sedikitnya sebanyak 70.000 calon pelanggan dari kalangan konsumen rumah tangga di provinsi itu masih menanti sambungan listrik PLN.
"Sampai saat ini, kekurangan energi listrik di Provinsi Riau mencapai 126 Megawatt (MW) dengan daftar tunggu calon pelanggan sebanyak 70.000 sambungan rumah," ujar Rusli Zainal ketika berpidato di rapat paripurna istimewa DPRD Riau dalam rangka hari jadi Provinsi Riau ke-53, di Pekanbaru, Senin.
Dia menjelaskan, krisis listrik yang terjadi di Riau dalam beberapa tahun terakhir ini sangat mengusik pembangunan dan telah menjadi permasalahan besar bagi para investor yang ingin berinvestasi di provinsi itu.
Saat ini, rasio elektrifikasi kelistrikan di provinsi itu baru sekitar 42,69 persen yang dipasok melalui sistem interkoneksi dari Sumatera Bagian Tengah dan Sumatera Bagian Utara sekitar 200 MW dari total kebutuhan Riau mencapai 310 MW ketika waktu beban puncak.
Bahkan terdapat dua kabupaten di Riau dengan rasio elektrifikasi baru 16 persen. Dengan kondisi rata-rata dari 12 kabupaten/kota, sebanyak sembilan kabupaten diantaranya PLN hanya mampu memasok 25 persen dari total kebutuhan.
Kondisi kelistrikan di Riau itu juga diperburuk dengan tingginya tingkat pertumbuhan terhadap kebutuhan permintaan listrik terutama dari kalangan rumah tangga dan swasta dengan rata-rata sebesar 12 persen per tahun.
Padahal provinsi itu memiliki potensi energi primer yang cukup besar sebagai bahan baku pembangkit energi listrik seperti cadangan batu bara dengan potensi sebesar 2 miliar ton yang terdapat pada daerah yang memiliki rasio elektrifikasi terendah itu.
Kemudian gas bumi sebesar 300 juta standar kubik kaki per hari (MMSCFD) yang saat ini dieksploitasi oleh PT Kalila Energi Persada serta 77 MMSCFD yang dieksploitasi PT Kondur Petrolium.
Meski Riau telah ditetapkan sebagai salah satu daerah percepatan pembangunan pembangkit listrik menggunakan batu bara dengan kapasitas PLTU 2x100 MW, namun realisasinya masih terasa lamban.
"Realisasi pembangkit baru itu masih terkesan lamban, padahal tanggal 6 Mei 2009 telah dilakukan penandatanganan nota kesepakatan antara gubernur Riau dan Dirut PLN yang menegaskan bahwa PLTU 2x100 MW itu didanai sindikasi perbankan dengan nilai investasi Rp3,25 triliun," kata gubernur Riau.
Sebelumnya, Dirut PT PLN (Persero), Dahlan Iskan, memastikan dalam waktu dekat segera mengumumkan pemenang tender Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x100 megawatt (Mw) di Riau.
"Akhir Agustus 2010 pemenang tender proyek PLTU 2x100 Mw sudah bisa diumumkan," ujar Dahlan ketika menerima Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI di Kantor PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau.