Distan Riau Bina UPPKS Kembangkan Tanaman Sayuran

id distan riau, bina uppks, kembangkan tanaman sayuran

Distan Riau Bina UPPKS Kembangkan Tanaman Sayuran

Istimewa

Pekanbaru,(Antarariau.com) - Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru, mengalokasikan Rp50 juta kepada 30 anggota kelompok UPPKS, Kampung Berkah Bersama di RW 11, Keluruhan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru antara lain untuk pengembangan sentra pembibitan sayuran.

"Pengembangan sentra pembibitan sayuran itu dikelola melalui program pembangunan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)," kata , Kabid Konsumsi Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau Abdul Jalil SP, di Pekanbaru, Jumat.

Menurut dia, bantuan Rp50 juta bersumber dari APBN 2018 itu diserahkan langsung pada rekening kelompok, anggota kelompok yang membuat rencana kegiatan misalnya untuk membeli bahan-bahan kebutuhan kegiatan.

Ia mengatakan, program KRPL yang digiatkan pada ibu-ibu anggota kelompok dibantu tujuh kader KB itu mengisi lahan pekarangan mereka dengan menanam tanaman yang berguna untuk dikonsumsi oleh rumah tangga.

"Fokus kegiatan adalah menanam tanaman seperti terong, cabe, sayuran-sayuran bayam, slada kankung, jagung bayam, paling tidak bisa menekan pengeluaran rumah tangga, dan membantu peningkatkan ekonomi keluarga. Kegiatan ini dikerjakan secara berkelompok artinya pada lahan pekarangan masing-masing rumah juga punya tanaman itu," katanya.

Selain itu setiap anggota diwajibkan memiliki kegiatan dengan memanfaatkan lahan pekarangan, dan jika ada yang berminat juga dibantu untuk pengembangan usaha di bidang perikanan, ternak itik, dan ayam. Setiap anggota harus bertanggungjawab terhadap kegiatan yang dikelolanya.

"Oleh karena itu, ketua Kelompok agar bisa terus memotivasi anggotanya untuk memberdayakan peran ibu-ibu, sebab pada program KRPL itu banyak keuntungan yang bisa diperoleh seperti ibu mendapatkan sayuran yang non pestisida, aman untuk dikonsumsi, menambah pengetahuan tentang bercocok tanam yang baik, menghemat pengeluaran ekonomi keluarga, meningkatkan kekompakan anggota kelompok dan menambah pendapatan keluarga," katanya.

Sedangkan kendala yang dihadapi katanya, terkait anggota kelompok masih menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan sampingan karena sebagai warga yang hidup di kota maka mata pancaharian bertani tidak menjadi mata pencaharian utama.

Namun demikian dalam berbagai kesempatan, anggota terlibat kegiatan KRPL selalu diingatkan bahwa bantuan tersebut bersifat stimulan dan selanjutnya harus dikembangkan secara mandiri.

"Sebab berkembangnya kegiatan ini tergantung pada kekuatan kelompok dari anggota, sehingga pertemuan sekali sebulan terus diintesifkan untuk merangkul anggota untuk melalukan kegiatan kerjasama kelompok, sehingga ketua, bendahara dan anggota perlu menciptakan hubungan yang harmonis guna mewujudkan kekompakan kelompok," katanya.

Dalam mengelola kegiatan tersebut, kelompok yang selanjutnya melalui Petugas penyuluh lapangan (PPL) kegiatan itu diawasi di lapangan. PPL sebagai tenaga pendamping katanya, melakukan pemantauan terhadap kegiatan kelompok itu apakah sudah sesuai dengan usulan dengan harapan kelompok menjadi mandiri dan kegiatan yang sama terus berlanjut.

Ia merinci bantuan sebesar Rp50 juta untuk 1 kelompok (beranggota 30 orang itu adalah bantuan untuk tahun 2018, yang sudah dijalankan pada awal Ramadhan tahun 2018, sedangkan pada tahun 2019 akan diusulkan agar bisa ditambah lagi sebesar Rp15 juta namun anggota kelompok akan ditambah hanya sebanyak 10 orang lagi.

Bantuan anggaran sebesar Rp15 juta bersumber dari APBN 2019 hanya dimanfaatkan untuk pembelian saprodi tanaman seperti pupuk, tanah hitam, benih, bibit, dan polibek atau tergantung rencana anggota kelompok tersebut.