Selatpanjang (ANTARA) - Untuk mencegah abrasi dan melestarikan lingkungan pesisir, sebanyak 2.079 pohon mangrove ditanam di sepanjang bibir pantai Desa Mekong, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Rabu.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Polres Kepulauan Meranti, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepulauan Meranti, dan PT Imbang Tata Alam (ITA), dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dan Hari Pers Nasional 2025.
Penanaman dilakukan secara simbolis oleh Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) Asmar, didampingi Kapolres AKBP Aldi Alfa Faroqi, Ketua PWI Safrizal, Field Sr. CSR Officer PT ITA Arip Hidayatulohdan unsur Forkopimda lainnya.
Bupati Asmar mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalamkegiatan penanaman pohon mangrove. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya berdampak langsung pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam jangka panjang.
"Penanaman mangrove memberikan banyak manfaat, mulai dari konservasi lingkungan, pengembangan ekowisata, hingga upaya pelestarian dan rehabilitasi ekosistem pesisir yang kini semakin terancam," ujarnya.
Tak hanya itu, ia menyorotiabrasi yang menjadisalah satu ancaman serius di Kepulauan Meranti. Hampir seluruh wilayah pesisir, terutama yang menghadap langsung ke Selat Malaka, rentan terhadap terjangan ombak besar yang menyebabkan daratan terkikis dan hilang ke laut sepertidikawasan pantaiDesa Mekong.
"Kegiatan penanaman mangrove ini menjadi langkah penting untuk melindungi garis pantai dari dampak air pasang besar, erosi, serta potensi rob yang kian meningkat. Mangroveini benteng alami yang sangat efektif dalam menahan laju abrasi dan menjaga kestabilan ekosistem pesisir," jelasnya.
Lebih lanjut, Asmar berharap kegiatan ini tidak berhenti sebatas seremoni, melainkan menjadi awal dari gerakan kolektif untuk menjaga kelestarian alam sebagai tanggung jawab bersama.
"Saya mengajak masyarakat, khususnya warga Desa Mekong, untuk merawat pohon-pohon mangrove ini agar bisa memberikan manfaat nyata di masa depan," tambahnya.
Kapolres AKBP Aldi Alfa Faroqi turut menyampaikan harapannya. Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini mencerminkan kesadaran bersama akan pentingnya menjaga lingkungan.
"Hari ini kita tidak hanya menanam pohon, tapi juga menanam kesadaran untuk mencintai alam. Mangrove adalah perisai alami yang melindungi Meranti dari abrasi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mekong, Lisya Kumala, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi abrasi yang terus menggerus wilayah mereka. Ia menyebut, sepanjang 1.400 meter daratan telah terkikis akibat abrasi, dan tiap tahunnya daratan hilang mencapai 10 hingga 15 meter.
"Kalau tidak ditangani, dalam 30 tahun ke depan Desa Mekong hanya tinggal nama saja dan kami tidak akan mungkin tinggal ke Desa Batang Malas (desa sebelah). Semoga kegiatan ini menjadi titik awal untuk memulihkan kawasan pesisir kami," harapnya.
Ketua PWI Kepulauan Meranti, Safrizal, menambahkan bahwa penanaman mangrove di Desa Mekong bukan kali pertama dilakukan. Aksi serupa pernah digelar pada 2016.
"Selama masyarakat ingin menyelamatkan daerahnya, kami siap mendukung. Kami harap mangrove yang ditanam hari ini bisa tumbuh subur dan membawa dampak positif bagi lingkungan," tutupnya.