26 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir di Dumai

id 26 keluarga, mengungsi akibat, banjir di dumai

26 Keluarga Mengungsi Akibat Banjir di Dumai

Dumai, Riau (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Dumai, Provinsi Riau, menyatakan banjir menggenangi seratusan rumah di Kelurahan Bumi Ayu, dan mengakibatkan sekitar 26 kepala keluarga mengungsi ke tenda darurat.

"Data sementara ada 26 KK (Kepala Keluarga) mengungsi ke tenda darurat karena pemukiman terendam banjir akibat hujan beberapa hari terakhir," kata Kepala BPBD Dumai Afrilagan, di Dumai, Rabu.

Banjir yang menggenangi permukiman di Kecamatan Dumai Selatan akibat meningkatnya curah hujan dan meluapnya air Sungai Dumai. Ia mengatakan tidak semua warga korban banjir mengungsi, karena sebagian memilih tetap bertahan atau menginap di rumah kerabat.

Sekretaris Daerah Kota Dumai Muhammad Nasir mengatakan, warga pengungsi menempati dua tenda darurat yang didirikan BPBD dan dinas sosial setempat, dan instansi terkait sudah diminta untuk berkoordinasi dalam pemenuhan kebutuhan pangan, air bersih dan obat obatan bagi korban banjir.

Akibat dari hujan deras ini, lanjutnya, ada dua kelurahan terdampak banjir paling parah dengan korban ratusan rumah terendam air, yaitu Kelurahan Bumi Ayu dan Bukit Datuk Kecamatan Dumai Selatan.

Selain itu, pada Senin (15/10) dan Selasa (16/10) sejumlah ruas jalan utama dan lingkungan di perkotaan terendam banjir, dan bahkan beberapa sekolah dasar terpaksa meliburkan anak didik karena ruang kelas belajar digenangi air sehingga tidak mungkin untuk menggelar proses belajar mengajar.

"Banjir ini akibat hujan lebat dan penanganan dilakukan dengan membersihkan parit tersumbat dan membongkar bangunan penyumbat aliran air tembus ke sungai dan laut," kata Sekda Nasir pada pers.

Karena pemukiman terendam banjir, anak pengungsi korban banjir jenjang sekolah dasar terpaksa belajar di tenda darurat agar tidak ketinggalan mata pelajaran, dan tim medis dari dinas kesehatan dan puskesmas setempat juga terus memantau kesehatan korban.

"Kami sudah tiga hari disini, dan terpaksa belajar di tenda, belum bisa pulang karena rumah digenangi air," kata seorang anak korban banjir.