Indragiri Hilir (ANTARA) - Wanita di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, kini menjadi bagian penting dari upaya memulihkan pesisir yang terkikis abrasi melalui programMangroveforCoastalResilience(M4CR).
“Dulu ibu-ibu menganggap menanam bakau tidak penting, tapi setelah ada pendekatan dari M4CR, kami sadar mangrove sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari,” kata Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Mekar Bersama, Nurizawati, di Kuala Selat, Kamis (25/8).
Melalui program M4CR, mereka menanam ribuan bibit mangrove sebagai benteng hidup yang menjaga desa dari hempasan laut .
Ia menuturkan, perempuan yang semula hanya menyokong dari balik rumah kini ikut merendam kaki di lumpur, merawat bibit, hingga menanam mangrove di tepi pantai.
Kehadiran M4CR membuka jalan bagi perempuan untuk berperan tidak hanya menjaga alam, tetapi juga menghidupkan kembali ekonomi keluarga.
Sebelum abrasi meluluhlantakkan pesisir, para istri membantu suami mengupas kelapa. Namun ketika laut mengambil daratan, pekerjaan itu terhenti.
Kini, melalui keterlibatan dalam penanaman mangrove, mereka menemukan ruang baru untuk berdaya, termasuk memanfaatkan biota yang kembali hidup di antara akar-akar bakau.
“Tahun ini kelompok kami menargetkan menanam 18 ribu bibit mangrove. Alhamdulillah, hasilnya sudah terlihat, udang dan kepiting mulai banyak lagi. Bahkan saya bisa membuat kerupuk dari udang yang hidup di kawasan mangrove ini,” ujarnya.
Mangrove yang tumbuh perlahan bukan hanya menahan gelombang, tetapi juga memulihkan denyut kehidupan desa.
Dari hutan bakau yang kembali hijau, anak-anak belajar tentang pentingnya menjaga laut, dan para ibu menanamkan nilai cinta lingkungan yang akan diwariskan lintas generasi.