Indragiri Hilir (ANTARA) - Petani kelapa di Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, mulai beralih menanam mangrove melalui program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) setelah 1.800 hektare kebun kelapa musnah diterjang abrasi.
"Dulu ini adalah lahan perkebunan kelapa. Namun Januari 2021 tanggul penahan air sehingga meluluhlantakkan 1.800 hektare lahan kelapa," kata Kepala Desa Kuala Selat, Nurjaya, saat ditemui, Kamis.
Ia menuturkan, sebelum abrasi masyarakat setempat hidup cukup sejahtera dari hasil kebun kelapa. Namun kondisi tersebut berubah drastis setelah lahan rusak dan tak lagi bisa ditanami.
"Kemudian mengenal program M4CR oleh BRGM yang kini menjadi tanggung jawab Kementerian Kehutanan, sebagian luasan bekas tanaman kelapa diminta untuk dibuat hutan kembali, sebab ditanami kelapa tak lagi memungkinkan," ujarnya.
Menurut Nurjaya, pilihan menanam mangrove didasari kondisi lahan yang kini berlumpur, terkena air asin, serta jaraknya yang kian dekat dengan laut. Sehingga hanya bisa ditanami mangrove sekaligus mencegah abrasi kian merusak daratan.
Nurjaya menyebutkan, kerugian ekonomi yang dialami masyarakat akibat abrasi sangat besar. Selain kehilangan kebun, banyak anak-anak warga terpaksa putus sekolah dan kuliah karena orang tua mereka kesulitan membiayai pendidikan.
Ia berharap langkah rehabilitasi pesisir melalui penanaman mangrove dapat mengembalikan perekonomian masyarakat sekaligus menjaga kawasan dari ancaman abrasi.
"Kami berharap perekonomian masyarakat pulih kembali melalui langkah ini," ucapnya.