Pekanbaru (Antarariau.com) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau menelusuri jejak-jejak seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang memasuki pemukiman warga Desa Teluk Nibung, Kabupaten Indragiri Hilir.
Kepala BBKSDA Riau Suharyono kepada Antara di Pekanbaru, Kamis, mengatakan si kucing belang yang hanya meninggalkan jejak-jejak tersebut sempat memangsa sejumlah ternak sapi dan kambing milik warga.
"Tim kami masih terus melakukan penelusuran di sana. Hasil pengecekan (jejak-jejak telapak kaki, red.) diduga satu ekor harimau dewasa," kata dia.
Dia menuturkan penelusuran tersebut berawal dari laporan masyarakat Desa Teluk Nibung, Kecamatan Pulau Burung yang beberapa kali mendengar auman harimau pada awal pekan ini.
Selain itu, warga juga melihat jejak telapak kaki si raja rimba tersebut yang menyebar di sejumlah titik.
Berdasarkan keterangan warga setempat, Haryono mengatakan sedikitnya enam ekor ternak warga terdiri atas tiga sapi dan tiga kambing dimangsa satwa karnivora itu.
Hingga kini, Tim BBKSDA Riau Resort Pekan Heran masih berada di lokasi untuk terus memantau pergerakan satwa tersebut.
Haryono menuturkan timnya fokus pada penyelamatan masyarakat dan satwa.
Untuk itu, pihaknya terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan perburuan, termasuk melukai satwa yang dilindungi undang-undang tersebut.
"Tim kita juga terus menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak melukai atau membunuh harimau itu. Kami mohon kepada masyarakat jika melihatnya sampaikan saja ke tim kita," katanya.
Dia juga meminta kepada kepala desa untuk membantu membuat papan pemberitahuan kemunculan satwa tersebut dan meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
Kemunculan harimau di Kabupaten Indragiri Hilir kerap terjadi. Bonita, harimau betina remaja muncul di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir pada awal 2018.
Pencarian Bonita menjadi sejarah pencarian dan penangkapan harimau terlama di Indonesia setelah berhasil ditangkap pada April atau empat bulan setelah satwa itu terdeteksi di kawasan perkebunan sawit PT THIP.
Sebelum ditangkap, Bonita sempat menghabisi seorang karyawan perusahaan asal Malaysia tersebut, Jumiati dan seorang warga, Yusri.
Kemunculan kembali harimau itu tentu bukan suatu kebetulan, karena tidak jauh dari lokasi tersebut terdapat rumah harimau lanskap Suaka Margastwa Kerumutan. Diperkirakan lima harimau hidup di lokasi tersebut.