Tembilahan, (Antarariau.com) - Fenomena anjloknya harga kelapa di Indragiri Hilir, menjadi perhatian serius oleh Pemerintah setempat, pasokan melimpah yang berasal dari Filipina diduga menjadi faktor eksternal penghambat ekspor kelapa Inhil.
"Hal ini lah yang membuat kita kalah dalam persaingan pasokan kelapa ke luar negeri. Padahal sejak 2013, ekspor kelapa Inhil ke negara-negara jiran, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand begitu tinggi. Sekarang permintaan itu malah turun drastis," ucap Bupati Muhammad Wardan, Selasa.
Bupati mengatakan, pangsa pasar ekspor kelapa Inhil, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand telah berhasil 'direbut' oleh negara tetangga Filipina. Kelapa Filipina di pasar dunia juga dikenal sebagai kelapa dengan kualitas standar.
Dia mengisahkan, 5 tahun silam, tepatnya pada tahun 2013, kawasan perkebunan di Filipina diterpa bencana angin bahorok yang meluluhlantakkan ribuan hektare pohon kelapa disana," tutur Bupati mengawali ceritanya.
Pasca bencana itu, produksi kelapa Filipina merosot tajam. Ini membuat kelapa Inhil mendapatkan pangsanya di negara tetangga. Tidak berapa lama setelah bencana yang menimpa kawasan perkebunan kelapa Filipina, masyarakat petani disana melakukan replanting atau penanaman kembali.
"Sekarang, replanting itu telah menghasilkan, kelapa-kelapa di Filipina telah memasuki usia produktif dan menghasilkan kelapa-kelapa dengan kualitas standar sehingga pangsa pasar yang sempat dikuasai Inhil kembali direbut," ujarnya.
Minimnya permintaan tidak berbanding lurus dengan banyaknya penawaran. Bupati yang mengaku pernah berdialog dengan direksi PT Pulau Sambu Guntung (PSG) mengatakan, bahwa saat ini pasokan perusahaan industri pengolahan kelapa itu sudah melampaui batas kebutuhan.
"Saat Saya tanyai pihak perusahan mengatakan membutuhkan pasokan 2 juta butir kelapa per harinya. 3 tahun lalu mereka hanya dapat pasokan sekitar 800 ribu per hari. Sekarang, PSG mendapat penawaran sebesar 5 juta butir per harinya. Tentu over kapasitas. Ini juga menjadi masalah," jelanya pula.
Kelebihan penawaran komoditas kelapa ini kerap kali menimbulkan problem baru. Bupati menuturkan, dengan begitu banyaknya penawaran, kapal-kapal pengangkut kelapa terpaksa mengantre untuk membongkar kelapa yang dibawa.
"Karena mengantre terlalu lama, banyak kejadian kelapa yang berada pada tumpukan bawah itu menjadj busuk dan bertunas. Akhirnya, kerugianlah yang kembaki dirasakan masyarakat petani," papar Bupati Wardan.(adv)
Berita Lainnya
Besok dilantik jadi Bupati Siak, ini orang yang berjasa menurut Alfedri
20 June 2021 9:39 WIB
Ini 5 Penyebab Orang Sulit Berbagi Menurut Bupati Bengkalis
03 April 2016 11:29 WIB
Dokter: Gaya hidup tidak sehat jadi faktor risiko terserang stroke di usia muda
25 October 2024 16:38 WIB
Hasil investigasi: Helikopter presiden Iran Ebrahim Raisi jatuh karena faktor cuaca
02 September 2024 11:58 WIB
Pengamat ungkap faktor Anies Baswedan gagal untuk maju Pilkada 2024
30 August 2024 12:03 WIB
Mengetahui faktor reproduksi terkait risiko penyakit kanker payudara
06 July 2024 10:44 WIB
Wapres: Identifikasi faktor penghambat percepatan penurunan prevalensi stunting
25 April 2024 16:05 WIB
Pengamat sebut biaya hidup tinggi jadi faktor menurunnya jumlah pendatang
18 April 2024 12:46 WIB