Rektor Unri Akui Kecolongan Kampus Disusupi Teroris

id rektor, unri akui, kecolongan kampus, disusupi teroris

 Rektor Unri Akui Kecolongan Kampus Disusupi Teroris

Pekanbaru (Antarariau.com) - Rektor Universitas Riau, Profesor Dr Aras Mulyadi mengakui telah kecolongan keberadaan terduga teroris yang menginap di areal kampus selama satu bulan, dan bahkan hingga meracik bom di perguruan tinggi negeri tersebut.

"Kami akui kecolongan, karena memang sebelumnya tidak ada yang mencurigakan," kata Aras usai kegiatan Deklarasi Menolak Radikalisme di Kampus Universitas Riau (Unri), Kota Pekanbaru, Senin.

Dia mengakui terdapat beberapa kelemahan peraturan kampus Unri sehingga rawan disusupi oleh terduga teroris. Salah satu diantaranya adalah aktivitas mahasiswa yang selama ini kerap menginap di lingkungan kampus.

Untuk itu, ke depan dia mengatakan aktivitas serupa akan dievaluasi, termasuk menginap di areal kampus. "Kecuali untuk kegiatan akademis yang bisa kami tolerir ya," ujarnya.

Tiga orang terduga teroris masing-masing berinisial Z, B, dan K ditangkap tim gabungan di Gedung Gelanggang Mahasiswa, Kampus Fisip, Universitas Riau, Sabtu siang.

Ketiga terduga tersebut masing-masing merupakan alumni jurusan Pariwisata, Komunikasi dan Administrasi Negara tahun angkatan 2002 hingga 2005 di Fisip, Univeritas Riau.

Dari tangan ketiganya, Polisi menyita empat unit bom rakitan yang memiliki daya ledak tinggi. Selain itu, Polisi juga menyita sejumlah bahan pembuat bom dari gedung yang sejatinya merupakan sekretariat bersama kelembagaan mahasiswa tersebut.

Pasca kejadian tersebut, Aras mengatakan pimpinan kampus serta kemahasiswaa sepakat untuk mengambil beberapa langkah cepat. Diantaranya adalah memperketat penjagaan areal kampus Unri.

"Kita koordinasi dengan seluruh civitas akademik dan lembaga kemahasiswaan untuk mencegah kejadian serupa terulang," ujarnya.

Selanjutnya, untuk jangka panjang dia mengatakan pihaknya akan membenahi perangkat-perangkat peraturan, tata laksana di kampus dan pendampingan berbagai kegiatan, baik yang dilakukan mahasiswa maupun oleh civitas akademik.

"Kemudian kita juga akan mengontrol penggunaan fasilitas yang ada di kampus. Kita perlu mendata kalau ada warga lain yang masuk ke kampus, apalagi menginap," ujarnya.

Dirinya berharap beberapa langkah tersebut dapat mencegah terulang kembalinya paparan radikalisme menyusup ke wilayah kampus, terutama di Unri.